Ramadhan merupakan bulan yang mulia. Setiap orang sebaiknya berusaha untukmemaksimalkan waktu dalam beramal. Bulan yang mulia ini tak akan berjalan lama. Dia akan pergi meninggalkan kita. Jangan sampai dia pergi dan amalan kita masih sedikit. Barangkali kita sibuk dengan urusan dunia. Sehingga hanya sedikit dalam beramal. Tak masalah, jangan meremehkan amalan yang sedikit itu. Karena pada bulan Ramadhan pahala akan dilipatgandakan. Sebagaimana Allah Ta‟ala berfirman,
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-An’am: 160).
Jangan tertipu dengan amalan yang telah dilakukan. Tidak seharusnya kita merasa cukup. Karena kita tidak tahu amalan mana yang diterima oleh Allah ‘azza wa jalla. Sebaliknya, jangan merasa putus asa karena hanya beramal sedikit. Bisa jadi yang sedikit tersebut lebih berkualitas dibandingkan yang banyak. Sembari berdoa kepada Allah agar amal ibadah diterima oleh Allah ‘azza wa jalla.
Selain bulan dilipatgandakannya amalan, bulan Ramadhan juga merupakan bulan pengampunan dosa. Manusia penuh dengan kekhilafan dan kelalaian. Maka gunakan kesempatan emas ini untuk mengharapkan ampunan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim no. 760).
Sungguh merugi jika kita bertemu dengan Ramadhan namun tidak diampuni dosanya. Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu beliau bercerita,
قَالَ لِي جِبْرِيلُ : رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ : آمِينَ
“Jibril ‘alaihis salam berkata kepadaku: “Sungguh sangat merugi seseorang yang ia masuk kedalam bulan Ramadhan lalu tidak diampuni dosanya.‟ Kata Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Aku pun mengucapkan: Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah).” Semoga Allah ‘azza wa jalla’ mengampuni dosa-dosa kita. Pada bulan ini pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Maka, kita akan lebih mudah dalam melakukan suatu amalan. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ، فُتِحَتْ أبْوَاب الجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أبْوَابُ النَّارِ، وَصفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079).
Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadis di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahanam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan dari pada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/188)1
Ramadhan akan cepat pergi. Dia akan segera meninggalkan kita. Pernahkah terbesit dalam pikiran kita, kalau andai ini Ramadhan terakhir untuk kita. Sungguh sangat menyesal jika kita tidak memanfaatkan bulan ini dengan memperbanyak amalan yang berkualitas. Kematian akan datang secara tiba-tiba. Dia akan datang dalam segala kondisi. Setiap orang akan merasakannya. Sebagaimana dalam firman Allah ‘azza wa jalla,
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34).
Referensi
1 https://muslim.or.id/4007-keutamaan-bulan-ramadhan.html#Setan-setan_Dibelenggu_Pintupintu_Neraka_Ditutup_dan_Pintu-pintu_Surga_Dibuka_Ketika_Ramadhan_Tiba. Diakses tanggal 1 Maret 2023