Menyelesaikan buku ini adalah sebuah perjuangan yang melelahkan. Bukanlah fisik saja, tapi juga hati dan pikiran. Karena setiap kali saya menulis sebait paragfaf, hati kecil saya bertanya, “Apakah benar seperti itu? Apakah saya juga sedang merasakannya?” Saya juga seorang manusia yang sangat akrab dengan cinta. Apalagi dengan status saya sebagai seorang suami, tentu saja saya memiliki cinta pada istri saya. Yah, paling tidak dengan menulis buku ‘Ya Allah Aku Jatuh Cinta’ bisa menambah pengetahuan saya tentang bagaimana mencintai sosok istri dengan baik.
Selain itu, saya juga ingin memberi bacaan alternatif bagi para remaja tentang bahasan yang paling disukai manusia, yaitu cinta. Agar cinta tidak disalahpahami menjadi ajang menebar pesona dan mengobral dosa. Sehingga para remaja bisa melihat cinta secara lebih proporsional, tidak antipati tapi juga tidak berlebihan. Semoga niat ini dinilai oleh Allah, sebagai sebuah amal shalih yang menjadi amal jariyah bagi saya.
SETITIK CINTA DI RUMAH ABU BAKAR RADHIYALLAHU ‘ANHU
Di sebuah rumah di jazirah Arab 1400 tahun silam. Abdullah bin Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuma baru saja melangsungkan pernikahan dengan Atikah binti Zaid. Atikah adalah wanita cantik rupawan dan berbudi luhur. Dia seorang wanita berakhlak mulia, cerdas, dan berkedudukan tinggi. Tentu saja, Abdullah sangat mencintai istri yang sangat sempurna menurut pandangan manusia itu.
Pada suatu hari, ayahnya Abu Bakar lewat di rumah Abdullah untuk pergi bersama-sama shalat berjama’ah di masjid. Namun, apabila terlihat olehnya anaknya sedang bermesraan dengan istrinya dengan lembut dan romantis, Abu Bakar membatalkan niatnya dan meneruskan perjalanan ke masjid.
Setelah selesai menunaikan shalat Abu Bakar sekali lagi melalui jalan di rumah anaknya. Alangkah kesalnya Abu Bakar apabila beliau mendapati anaknya masih bersenda gurau dengan istrinya sebagaimana sebelum beliau menunaikan shalat di masjid. Kemudian Abu Bakar segera memanggil Abdullah. Dia bertanya, “Wahai Abdullah, apakah kamu shalat berjamaah?” Tanpa berhujjah panjang Abu Bakar berkata, “Wahai Abdullah, Atikah telah melalaikan kamu dari kehidupan dan pandangan hidup, malah dia juga telah melupakan kamu dari shalat fardhu, ceraikanlah dia!” Demikian perintah Abu Bakar kepada anaknya, Abdullah. Suatu perintah ketika Abu Bakar mendapati anak melalaikan hak Allah. Ketika beliau mendapati Abdullah mulai sibuk dengan istrinya yang cantik. Ketika beliau melihat Abdullah terpesona keindahan dunia sehingga menyebabkan semangat juangnya semakin luntur. Tanpa membuat dalih apatah lagi mencoba membunuh diri, Abdullah terus mengikuti perintah ayahandanya dan menceraikan istri yang cantik dan amat dicintainya. Subhanallah!
Sebuah pelajaran yang menampar pipi kita, sudah berapa banyak waktu yang kita lalaikan untuk bermunajat kepada Allah dan lebih mementingkan urusan dunia dalam bentuk apapun!
Ulasan
Belum ada ulasan.