“Wahai wanita pergunakan lisan kita untuk beribadah. Dari pada lisan kita digunakan untuk bergunjing, ghibah, namimah (adu domba), mengumpat, melaknat lebih baik lisan kita digunakan untuk berdzikir dan berdoa kepada Allah”.
Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al Hujurat ayat 12,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Qatadah rahimahullah menjelaskan terkait ayat tersebut, “Sebagaimana engkau tidak suka jika mendapati saudarimu dalam keadaan mayit penuh ulat. Engkau tidak suka untuk memakan bangkai semacam itu. Maka sudah sepantasnya engkau tidak mengghibahinya ketika ia masih dalam keadaan hidup.” (Lihat Jami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an, 26: 169).
Dan jika kita melihat pada akhir ayat, disebutkan bahwa “Allah Maha Menerima Taubat.” Itu mengartikan bahwa ghibah merupakan perbuatan yang dapat menghasilkan dosa, karena terdapat pesan “bertaubat” di sana. Imam Nawawi juga menyebutkan bahwa ghibah termasuk perbuatan yang diharamkan, lihat Syarh Shahih Muslim, 16: 129.
https://rumaysho.com/9205-ghibah-dosa-besar.html
Faedah dari kitabul Mar’ah (Ibadah seorang wanita) Oleh MMS1-000294
Ustadz Ali Musri Semjan Putra, M. A hafidzahullah