Berharap yang terbaik kepada Allah adalah salah satu hal penting dalam penghambaan seorang mu’min. Sebab, Allah Subhanahu wata’ala adalah Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta pemilik surga yang di dalamnya berisi segala kenikmatan.
Namun, jangan biarkan pengharapan kepada kasih sayang Allah ini mengakibatkan kelalaian kita dalam beramal. Jangan sampai kita menjadi seperti orang-orang yang tertipu. Terbuai oleh angan-angan panjang tentang luasnya rahmat dan ampunan Allah, sementara dirinya berkubang dalam maksiat, lagi terus menunda taubat.
Duhai, tidakkah kita juga ingat bahwa Allah Maha Mengetahui segala isi hati? Maha Melihat dan Maha Teliti?
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Untuk itu, barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah mempersekutukan dengan apapun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS. Al-Kahfi: 110)