[Bagian 1]
Apa itu sunnah?
Sunnah yang kita maksudkan adalah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara umum dalam segala urusan beliau.
Menurut ulama hadits, sunnah adalah ucapan, perbuatan, persetujuan, hingga sifat fisik, dan akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan menurut ulama Ushul, sunnah adalah ucapan, perbuatan, dan persetujuan yang dinukil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mengapa penting bagi kita untuk melaksanakan sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam di dalam kehidupan kita?
Ketika kita mengetahui seberapa penting sesuatu itu dan seberapa banyak keuntungan yang bisa kita raih dari apa yang kita kerjakan,maka hal ini menjadi sebuah pemacu semangat untuk kita berupaya melaksanakannya. Sebagai contoh, mengapa seseorang mau bangun untuk sholat tahajud jam 3 subuh, menyingkirkan kantuknya dan kebutuhannya untuk tidur lebih lama, mengesampingkan keletihannya setelah seharian bekerja dan bersedia menyentuh dinginnya air untuk berwudhu ditengah manusia lain sedang asik berselimut dan merenda mimpi di lelapnya.
Jawabannya karena orang tersebut mengetahui keutamaan bagi orang- orang yang melasanakan sholat tahajud, sehingga hal itu menjadi mendorong yang kuat dari dalam dirinya sehingga memaksakan dirinya untuk hadir di hadapan Rabb di waktu tahajud tiba.
Maka, pentingnya melaksanakan sunnah dalam kehidupan kita sehari- hari adalah antara lain:
1. Memperoleh jalan keselamatan.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah, hlm. 12-13).
Dari hadits ini kita tahu, bahwa jalan yang lurus yang membawa manusia pada keselamatan dunia dan akhirat adalah keduanya. Karena konteksnya hal itu di sertakan kata sambung dan bukan atau. Sehingga, barangsiapa yang menjadikan keduanya untuk pegangan hidupnya dalam mengarungi ombak dan badai ujian di kehidupannya, insya Allah dia akan selamat.
Jadi bukan hanya Alquran saja cukup untuk kita, atau mengerjakan sunnah saja tanpa menjadikan Alquran sebagai hal utama yang harus dipelajari dan diamalkan, akan tetapi semua jadi satu kesatuan yang sempurna untuk kita jadikan sebagai kompas mengarungi lautan kehidupan.
2. Terhindar dari jalan yang sesat.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)
Dari sini bisa kita pahami bahwa Allah dan Rasul-Nya adalah satu paket lengkap yang harus kita taati. Kita tidak dikatakan hamba Allah yang taat ketika apa- apa yang sudah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ajarkan kepada kita baik itu melalui lisan beliau, sikap beliau, cara fikir beliau dan akhlak beliau tidak kita ambil sebagai pedoman yang kita taati di dalam hidup kita.
Sehingga kedurhakaan seorang manusia yang tidak mau mengambil apa yang sudah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ajarkan tersebut di dalam kesehariannya mendatangkan kesesaatan yang nyata untuk hidupnya di dunia dan di akhirat.
3. Jalan untuk mendapatkan rahmat Allah azza wa jalla
Allah berirman dalam Alquran yang artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Dengan ayat di atas, Allah memberikan kode bagi siapapun manusia yang berharap mendapatkan rahmat dalam kehidupannya di dunia dan di akhirat kelak, maka jalannya adalah dengan mentauladani Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
4. Jalan menghadirkan cinta Allah dan tanda adanya cinta kepada Allah sekaligus ampunan Allah.
Allah berfirman dalam Alquran yang artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)
Allah memberi jalan kepada manusia, apabila mau mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu alahi wa sallam di kehidupan sehari- hari, maka dengan hal itu menjadi wasilah datangnya cinta Allah kepadanya. Dan Allah melihat, tanda seorang hamba yang mengatakan dan menyatakan dirinya cinta pada Allah dengan Allah melihat apakah di dalam diri dan kehidupan orang tersebut ia mengikuti semua yang Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ajarkan dan senantiasa mentauladani Rasulullah shalallahu alahi wa sallam di kehidupannya.
5. Mendapatkan keutamaan di hati Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan di hati seluruh manusia
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat kedudukannya denganku pada Hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” ( HR. Tirmidzi no. 1941)
Seseorang yang paling baik akhlaknya adalah mereka yang senantiasa menjadikan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sebagai uswatun hasanah, tauladan yang baik bagi dirinya. Sehingga jelas di sini, dengan kata lain orang yang paling dicintai oleh beliau adalah mereka yang selalu menghidupkan sunnah- sunnah beliau di dalam dirinya dan kesehariannya.
Dan sudah ketentuan dari Allah, bahwa hati seluruh manusia hanya akan tertarik dan jatuh hati ketika mendapati seseorang yang ada dihadapannya memiliki akhlak mulia sebagaimana akhlak Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya kalian tidak bisa menarik hati manusia dengan harta kalian. Akan tetapi kalian bisa menarik hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak yang mulia”
(HR. Al Hakim dalam mustadroknya. Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih)