Jadi salah satu intinya adalah supaya selamat dari pemahaman yang menyimpang adalah kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah sebagaimana perintah Allah Subhanahu wata’ala :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 59)
Di antara sebab keselamatan adalah menetapi jamaah kaum Muslimin dan tidak menisbatkan diri kepada golongan dan jamaah yang menyimpang dari jalan yang ditempuh kaum salaf kita. Karena Rasûlullâh bersabda tentang firqah nâjiyah (golongan yang selamat):
مَنْ كَانَ عَلىَ مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي
“Mereka adalah yang meniti jalan seperti yang aku tempuh bersama para Sahabatku pada hari.” (HR. At-Tirmidzi dalam al-îmân, no. 2641).
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allâh ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allâh dan Allâh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” [At-Taubah/9:100]
Orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maksudnya adalah orang-orang yang mengikuti generasi pertama (assâbiqûnal awwalûn).
Adapun jika manusia terpisah-pisah (masing-masing) bersama golongan-golongan yang menyimpang, dan mulai mencela para Sahabat, atau membodohkan para Ulama, atau membodohkan para imam atau menyalahkan mereka, maka ia hanya akan sampai pada kesesatan, kecuali jika Allâh memperbaiki (keadaan)nya dengan rahmat-Nya, dan ia bertaubat kepada Allâh serta kembali kepada jamaah kaum Muslimin dan golongan yang selamat.
Wallahu a’lam
Sumber: almanhaj.or.id
•••●✿❁✿●•••
Faidah dari Kajian Kitab Ushulus Sittah
Ustadz Ali Musri Semjan Putra, M. A hafidzahullah
MADRASAH MAR’AH SHALIHAH
Mencetak Generasi Shalihah, Meniti Jalan Salaful Ummah