Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
“Sebagaimana sungguh seorang insan itu bila ia menutup kedua matanya, maka ia tidak dapat melihat sesuatu apapun walau kondisinya tidak buta, jadi seperti itulah hati disebabkan apa yang dapat meliputinya berupa kerak dosa-dosa, maka ia tidak dapat melihat kebenaran.”
[ Majmu Al Fatawa (7/32.]
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
Dosa-dosa adalah penghalang antara seseorang dan mengetahui kebenaran, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,
إذا تُتلى عليه آياتُنا قال أساطيرُ الأولين ◎ كلّا بل رانَ على قلوبهم ما كانوا يَكسِبُون.
“Apabila dibacakan padanya ayat-ayat Kami, dia mengatakan, ‘Itu hanyalah dongeng nenek moyang terdahulu.’ Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka kerjakan menutupi hati-hati mereka.”
فهُم لم يقولوا إنّ القرآن أساطير الأولين إلّا لأنه حِيلَ بينهم وبين معرفة حقيقته بسبب ذنوبهم”.
Tidaklah mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya al-Qur’an adalah dongeng orang-orang terdahulu,’ kecuali karena mereka terhalang dari mengetahui kebenaran (al-Qur’an) disebabkan dosa-dosa mereka.
Tafsir Surah an-Nisa 2/181