As-Syekh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah berkata:
إن البلاء إنما يكون خيرا وأن صاحبه يكون محبوبا عند الله تعالى إذا صبر على بلاء الله تعالى ورضي بقضاء الله عز وجل.
“Sesungguhnya bala bencana hanya menjadi kebaikan dan orang yang tertimpa olehnya akan dicintai oleh Allah Ta’ala jika dia bersabar terhadap bala bencana yang datang dari Allah tersebut dan dia ridha dengan takdir Allah Azza wa Jalla.”
Silsilah al-Ahadits Ash-Shahihah, I/276-278
Bagaimana manusia beriman bersedih dan menyesal atas musibah yang menimpa dirinya, jika ia mengetahui bahwa musibah adalah tanda cinta dari Allah Ta’ala untuk dirinya? Bergembiralah, musibah adalah tanda cinta Allah kepada hamba, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu alayhi wasallam,
إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ
“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 285).
Apabila hamba ditimpa musibah dan bisa bersikap ridha atas musibah yang menimpa dirinya, maka Allah pun ridha kepada dirinya. Maka bergembiralah, karena musibah akan mendatangkan ridha Allah, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu alayhi wasallam,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridha, maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani).
Wallahu’alam bishawwab