Shalihaat, pernah dengar istilah “me-time”? Biasanya, istilah ini digunakan untuk menyebut kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan cara menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. “Me-time” juga berfungsi sebagai waktu istirahat atau jeda dari pekerjaan dan rutinitas sehari-hari.
Nah, ternyata, “me-time” juga sudah dikenal oleh para salaf, lho! Namun, “me-time” mereka jauh lebih bermanfaat dibandingkan apa yang dilakukan orang-orang di zaman sekarang pada umumnya.
Para salaf menghabiskan waktu sendiri mereka dengan bermuhasabah, merenungi dosa-dosa yang telah diperbuat—meskipun mereka adalah sosok yang giat beramal sholih. Karena, ketaatan maupun kesholihan itu tak menjadikan mereka terlalu percaya diri semua yang dilakukannya pasti diterima Allah Ta’ala. Mereka merenungi firman Allah Azza wajalla:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18)
Imam Maimun bin Mihran rahimahullah berkata: “Seorang hamba tidak akan mencapai takwa (yang hakiki) sehingga dia melakukan muhasabatun nafsi (instropeksi terhadap keinginan jiwa untuk mencapai kesucian jiwa) yang lebih ketat daripada seorang pedagang yang selalu mengawasi sekutu dagangnya (dalam masalah keuntungan dagang). Oleh karena itu ada yang mengatakan: “Ibarat jiwa manusia itu laksana sekutu dagang yang suka berkhianat. Bila anda tidak selalu mengawasinya, dia akan pergi membawa hartamu sebagaimana jiwa akan pergi membawa agamamu” (Dinukil oleh Imam Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahfan, hlm 147, Mawaridul Aman).
Shalihaat, yuk kita jadikan muhasabah sebagai sebuah kebutuhan dalam prioritas waktu kita, sebuah “me-time” yang penuh arti dan manfaat. Jangan lupa untuk berdoa sungguh-sungguh kepada Allah Ta’ala agar dimudahkan dalam mengingat kekurangan, diluaskan taubat serta diberi taufik untuk menjalankan ketaatan yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin sering kita bermuhasabah, semakin terasa ringan langkah kita dalam menjalani hidup, bi’idznillah ✨
© 2023 muslimah.or.id
Sumber: https://muslimah.or.id/15834-muhasabah-jiwa-bagi-seorang-mukmin.html