Terkadang, manusia terjerumus pada kekeliruan dalam memandang pekerjaan. Ia dianggap bernilai hanya ketika dapat menghasilkan atau memiliki jabatan. Seseorang disebut bekerja ketika dia berangkat dari rumahnya pada pagi hari, keluar-masuk gedung tinggi, bertemu dengan banyak orang, kemudian memperoleh gaji. Relasinya banyak, karyanya terkenal. Lalu, mereka yang berdiam di rumah, haruskah merasa rendah diri?
Duhai akhawatifillah, jika kalian adalah mereka, yaitu para istri yang tinggal di rumah-rumahnya, maka jangan pernah berkecil hati. Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu.” (QS Al Ahzab: 33).
Berbanggalah jika dirimu dapat menetap di rumah. Berarti, engkau telah melakukan apa yang Allah syariatkan. Dan engkau berpeluang untuk mendulang pahala yang jauh lebih besar. Sebab, justru di rumah lah kiprahmu sesungguhnya menjadi tuntutan.
Duhai akhawatifillah… Pahami, sejatinya rumah merupakan kontrak kerja seorang wanita dengan Sang Pencipta. Ia menjadikan hal itu sebagai amanah bagi kepemimpinanmu. Sebagaimana yang tercantum dalam hadits dari Ibnu ‘Umar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، فَالإِمَامُ رَاعٍ ، وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالرَّجُلُ فِى أَهْلِهِ رَاعٍ ، وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالْمَرْأَةُ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهْىَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinannya. Kepala negara adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinan pada rakyatnya. Kepala keluarga adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinannya tersebut. Seorang wanita menjadi pemimpin di rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai hal itu.” (HR. Bukhari no. 2409)
Maka, lakukanlah apa yang menjadi tanggung jawabmu. Percayalah, yang memberikanmu tugas ini adalah Dzat Yang Maha Mensyukuri. Setiap bulir keringatmu, setiap tetes air matamu saat mengelola rumahmu dan melakukan segala pekerjaan di dalamnya, tidak akan luput dari pencatatan-Nya, dan tidak akan sia-sia dalam timbangan-Nya.