Penyakit anthrax adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri antraks atau Bacillus anthracis yang biasa ditemukan di dalam tanah. Penyakit ini dapat hewan dan manusia. Kasus antraks biasanya terjadi di wilayah geografis yang terbatas. Wabah paling sering terjadi di daerah yang memiliki karakteristik alkalin, tanah berkapur, lingkungan yang hangat dan memiliki episode periodik banjir.
Penyakit anthrax menyerang hewan ternak atau hewan liar, seperti sapi, domba, kambing, unta, kuda, dan babi. Pada hewan, penularan terjadi dengan menelan, menghirup spora atau masuk melalui lesi kulit. Herbivora biasanya terinfeksi saat menelan cukup banyak spora di tanah atau pada tanaman di padang rumput. Wabah anthrax sering dikaitkan dengan hujan deras, banjir atau kekeringan.
Gejala klinis antraks pada hewan diawali dengan suhu tubuh tinggi sekitar 41-42 °C, kehilangan nafsu makan yang mengarah kepada terhentinya produksi susu pada sapi perah, bengkak di sekitar leher, hidung, kepala dan scrotum, selain itu hewan terlihat sempoyongan, gemetar dan kemudian mati. Penyakit Anthrax juga bisa sampai pada Manusia. Seseorang dapat terkena penyakit anthrax dalam kurun waktu 1–5 hari setelah terpapar bakteri anthrax.
Proses penularan penyakit antraks pada manusia bisa melalui:
1. Melalui luka terbuka di kulit. Adapun gejalanya yaitu:
- Benjolan kemerahan di kulit yang terasa gatal dan perih, dengan bagian tengah berwarna kehitaman
- Pembengkakan dan nyeri pada kelenjar getah bening di sekitar kulit yang terinfeksi
- Nyeri otot
- Demam
- Lemas
- Mual muntah
2. Melalui saluran pernapasan
Terjadi ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi bakteri anthrax, sehingga bakteri dapat memasuki paru-paru. Adapun gejalanya yaitu:
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas
- Demam tinggi
- Rasa tidak nyaman di dada
- Nyeri otot
- Nyeri saat menelan
- Mual
- Batuk darah
3. Melalui saluran pencernaan
Minum air atau mengonsumsi daging yang sudah terinfeksi bakteri anthrax. Adapun gejalanya:
- Demam
- Mual
- Muntah
- Nafsu makan hilang
- Diare disertai darah
- Nyeri tenggorokan
- Sulit menelan
- Sakit perut
- Sakit kepala
Pencegahan Penyakit Anthrax
Perlu pemberian vaksin secara teratur pada ternak sebab bakteri antraks tahan terhadap panas dan menghasilkan spora yang juga tahan terhadap cekaman lingkungan.
Apabila terdapat ternak yang terkena penyakit antraks segera mengkarantina ternak tersebut agar tidak menyebarkan penyakit kepada ternak lain. Di dekat tempat isolasi ternak yang sakit digali lubang sedalam 2 meter untuk menampung sisa pakan, tinja/kotoran lain yang berasal dari kandang/tempat isolasi hewan sakit.
Jika ternak mati karena penyakit antraks maka harus dikubur dengan kedalaman minimal dua meter agar tidak menular pada ternak yang masih hidup cegah jangan sampai dimakan oleh hewan pemakan bangkai. Hewan sakit atau tersangka sakit Anthrax dilarang dipotong/disembelih. Hasil produksi berupa susu, daging serta bahan asal hewan seperti kulit, tulang, bulu dan lain-lain yang berasal dari hewan penderita/mati karena Anthrax sama sekali tidak boleh dikonsumsi atau dimanfaatkan, dan harus dimusnahkan dengan jalan dibakar atau dikubur.
Selain itu untuk memutus rantai penularan, bangkai ternak tersangka anthrax dan semua material yang diduga tercemar misalnya karena pernah bersinggungan dengan hewan penderita harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur dalam-dalam serta bagian atas dari lubang kubur dilapisi batu kapur secukupnya. Area penguburan hendaknya diberi tanda supaya semua pengembalaan hewan di area sekitar menjauhi lokasi penguburan.
Hal yang tidak kalah penting juga adalah sebaiknya kita juga saat memasak daging harus benar-benar matang karena jika tidak ditangani segera, penyakit anthrax dapat menyebabkan komplikasi berat, seperti sepsis, meningitis, hingga kematian.
REFERENSI:
- Claudia Clarasinta dan Tri Umiana Soleha |Penyakit Antraks: Ancaman untuk Petani dan Peternak,Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017| 158
- Pedoman Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular (Phm). Seri Penyakit Anthrax,Vkementerian Pertanian Republik Indonesia Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan 2016
Alodokter.com
Robithul Islami,dkk. Pengetahuan, Kebijakan, dan Pengendalian Penyakit Antraks pada Ternak di Indonesia, Knowledge, Policy, and Control of Anthrax in Livestock in Indonesia. Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 10, No.2, 2021, pp. 1-8 R.