Wah, kita sudah memasuki tahun hijriyah baru! Namun, tidak perlu dirayakan yaa, shalihaat… Karena, hari raya tahunan kita sejatinya hanya ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Sementara, setiap pekan kita juga merayakan datangnya hari Jumat dengan bersemangat melaksanakan sunnah-sunnahnya.
Selain itu, berikut adalah amalan-amalan yang sepatutnya kita hindari di bulan Muharram, karena tidak berlandaskan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
- Keyakinan bahwa Bulan Muharram adalah bulan keramat, sehingga di dalamnya banyak mengandung kesialan. Ini adalah keyakinan jahiliah. Kesialan tidak ada sangkut pautnya dengan bulan tertentu.
- Doa awal dan akhir tahun: tidak ada dalil yang menyebutkan tentang amalan ini.
- Peringatan tahun baru hijriyah: tidak ada keterangan dalam as-Sunnah anjuran mengadakan peringatan tahun baru hijriyah.
- Puasa awal tahun hijriyah: hadits tentang puasa awal/akhir tahun hijriyah adalah hadits yang palsu menurut pertimbangan para ahli hadits.
- Menghidupkan malam pertama bulan Muharram. Syaikh Abu Syamah berkata: “Tidak ada keutamaan sama sekali pada malam pertama bulan Muharram. Aku sudah meneliti atsar-atsar yang shahih maupun yang lemah dalam masalah ini. Bahkan dalam hadits-hadits yang palsu juga tidak disebutkan…”
- Menghidupkan malam hari ‘Asyuro. Syaikh Bakr Abu Zaid berkata: “Termasuk bentuk bid’ah dzikir dan doa adalah menghidupkan malam hari ‘Asyuro dengan dzikir dan ibadah. Mengkhususkan do’a pada malam hari ini dengan nama do’a hari Asyuro, yang konon katanya barangsiapa yang membaca doa ini tidak akan mati tahun tersebut. Atau membaca surat al-Qur’an yang disebutkan nama Musa pada shalat subuh hari ‘Asyuro…”
- Shalat ‘Asyuro. As-Syuqoiry berkata: “Hadits shalat ‘Asyuro adalah hadits palsu. Para perowinya majhul, sebagaimana disebutkan oleh as-Suyuti dalam al-Aala’I al-Mashnu’ah…”
- Doa hari ‘Asyuro. Di antara contoh do’a ‘Asyuro adalah, “barangsiapa yang mengucapkan ‘HasbiyAllah wa Ni’mal Wakil an-Nashir’ sebanyak tujuh puluh kali pada hari ‘Asyuro maka Allah akan menjaganya dari kejelekan pada hari itu”. Doa ini tidak ada asalnya dari Nabi, para sahabat maupun para tabi’in. Tidak disebutkan dalam hadits-hadits yang lemah apalagi hadits yang shahih.
- Memperingati hari kematian Husain. Umumnya dilakukan oleh kaum Syiah. Berkata al-Hafizh Ibnu Rojab: “Adapun menjadikan hari asyuro sebagai hari kesedihan/ratapan sebagaimana dilakukan oleh kaum Rofidhah karena terbunuhnya Husain bin Ali, maka hal itu termasuk perbuatan orang yang tersesat usahanya dalama kehidupan dunia sedangkan dia mengira berbuat baik. Allah dan rasulNya saja tidak pernah memerintahkan agar hari mushibah dan kematian para Nabi dijadikan ratapan, lantas bagaimana dengan orang yang selain mereka?!”
- Peringatan hari sukacita. Mereka yang membuat acara ini, ingin menyaingi dan mengganti hari kesedihan atas peristiwa terbunuhnya Husein dengan kegembiraan, kontra dengan yang dilakukan orang-orang Syiah. Hal ini juga tidak ada dalilnya.
- Berbagai ritual dan adat istiadat di tanah air, seperti meminta berkah pada benda yang dianggap keramat. Meminta berkah pada selain Allah adalah kesyirikan.
Sumber: https://muslim.or.id/23085-11-amalan-bidah-di-bulan-muharram.html
Jumat, 3 Muharram 1445H
21 Juli 2023