Maafkan Ia yang Telah Berbuat Jahat Padamu:
Peran Pemaafan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis
[Bagian 1]
Sungguh kesal rasanya menerima perilaku kasar dari orang lain. Marah, sedih, dan sakit hati semuanya bercampur aduk. Terkadang muncul keinginan untuk membalas dendam orang tersebut. Ya, sakit rasanya. Namun, apakah melakukan balas dendam adalah tindakan yang dianjurkan dalam Islam?
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
(QS. Ali-Imran: 159) Tweet
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di (rahimahullah) dalam tafsirnya menjelaskan ayat tersebut:
Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk memaafkan mereka dari kelalaian yang terjadi pada mereka terhadap hak-hak beliau dan agar beliau memohonkan ampunan bagi mereka atas kelalaian mereka kepada hak-hak Allah hingga Nabi menyatukan para pemberi maaf dan berbuat baik. “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu,” yaitu perkara-perkara yang membutukan bermusayawarah, tukar pikiran, dan pendapat. Karena di dalam musyawarah itu terdapat faidah yang banyak dalam maslahat agama maupun dunia yang tidak mungkin di Batasi.
Pada ayat tersebut, Allah memerintahkan kita agar membalas kejahatan dengan baikan, yaitu dengan memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan kepada kita. Tidak hanya itu, Allah juga memerintahkan agar hendaknya kita mendoakan ampunan kepada Allah untuk mereka. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Pada ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ
Artinya: “Tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan perilaku yang lebih baik sehingga orang yang ada permusuhan denganmu serta-merta menjadi seperti teman yang sangat setia.”
(QS. Fussilat: 34). Tweet