Banyak yang beranggapan bahwa puasa syawal harus dilaksanakan dengan berurutan. Padahal selama masih di bulan syawal hal tersebut (tidak puasa berturut-turut) masih diperkenankan.

 

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah menerangkan dalam kitabnya Al-Mughni,

فلا فرق بين كونها متتابعة أو متفرقة في أول الشهر أو في آخره لأن الحديث ورد بها مطلقاً من غير تقييد، ولأن فضيلتها لكونها تصير مع الشهر ستة وثلاثين يوماً، والحسنة بعشر أمثالها فيكون ذلك كثلاثمائة وستين يوماً.

 

“Tak ada bedanya antara melakukan puasa syawal secara berurutan maupun terpisah-pisah, di awal bulan syawal atau di akhir bulan. Karena redaksi hadis berkaitan hal ini sifatnya mutlak tanpa ada pembatasan ( tidak ada keterangan puasa syawal harus dilakukan berturut-turut).

 

An-Nawawi rahimahullah berkata,

“Afdhal-nya, berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Idul Fithri. Namun, jika seseorang berpuasa Syawal tersebut dengan tidak berturut-turut atau berpuasa di akhir-akhir bulan, dia masih mendapatkan keutamaan puasa Syawal, berdasarkan konteks hadits ini.” (Syarhu Muslim, 8/238).

 

Puasa syawal dapat dilakukan secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di tengah maupun di akhir bulan Syawal. Namun, yang lebih utama adalah bersegera melakukan puasa Syawal.

 

Menyambung puasa ramadhan dengan puasa enam hari di bulan syawal, memiliki keutamaan pahala puasa setahun penuh, karena bila dijumlahkan akan berjumpa 36 hari puasa. Sementara satu amal sholih pahalanya dilipatkan menjadi sepuluh kali lipat. Sehingga ketemulah jumlah pahala puasa selama 360 hari (jumlah hari dalam satu tahun).

 

𝗞𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗹𝗮𝗴𝗶 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗽𝗮𝗵𝗮𝗹𝗮 𝗽𝘂𝗮𝘀𝗮 𝟭 𝘁𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗽𝗲𝗻𝘂𝗵 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝗷𝗮𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝟲 𝗵𝗮𝗿𝗶?
Tunggu apa lagi? Yuk puasa syawal 💪🏻✨!

 

Reference: KonsultasiSyariah.com

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar

WordPress Crafted with ♥ by faizONE.ID