Admin7

Ilmu Agama Laksana Pelita dalam Gelap Gulita

Musibah, ujian, dan segala takdir yang kita hadapi seakan menyesakan nan kelam bagi hidup seseorang tanpa ilmu. Ungkapan yang pernah kita dengar, Ilmu agama itu bagai cahaya penerang. Lalu apa yang dimaksud?   Secara garis besar, Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan sebagai berikut,”Ilmu itu ‘hayatun’ (kehidupan) dan ‘nurun’ (cahaya). Sedangkan, kebodohan adalah ‘mawtun’ (kematian) dan ‘zhulmatun’ (kegelapan). Kejelekan itu sebabnya karena tidak […]

Ilmu Agama Laksana Pelita dalam Gelap Gulita Read More »

Mata Air di Bumi dan Air Mata di Pipi

Kalau dihitung-hitung, seberapa sering sih kita menangis karena dikecewakan seseorang? Pasti sering ya..   Lantas, pernahkah kita menangis karena Allah meski sekali saja? Karena dosa kita yang terus bertambah, karena berbuat maksiat yang tak ada hentinya.   Tidakkah kita malu, menisbatkan diri kita beriman, tetapi hati kita tak pernah takut kepada Allah? Dan air mata

Mata Air di Bumi dan Air Mata di Pipi Read More »

Akhlak yang Menular

Satu amalan yang berpahala besar dan berat dalam timbangan. Apa itu? Yaitu akhlak mulia dan berkata yang baik.   Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,   مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ   “Tidak ada sesuatu

Akhlak yang Menular Read More »

Bukan Sekedar Melaksanakan Ketaatan

Taat kepada Allah Azza wa Jalla bukan sekedar mengerjakan amalan demi amalan, ada yang lebih utama daripada itu.   Mungkin saja, kita merasa sudah melakukan banyak amalan siang dan malam. Dari mulai sholat tahajud, puasa sunnah, bersedekah, menuntut ilmu agama, taat kepada orang tua dan banyak lagi. Tapi yakin, kalau semua amalan kita diterima disisi

Bukan Sekedar Melaksanakan Ketaatan Read More »

Mengapa Aku Harus Memaafkan?

Memaafkan seringkali dianggap sebagai tindakan yang lemah atau menyerah. Padahal, memaafkan adalah tindakan yang kuat dan penuh keberanian. Dengan memaafkan, kita memilih untuk mengutamakan kebahagiaan diri sendiri daripada terus terjebak dalam lingkaran kebencian.   Ketika kita memaafkan, kita membebaskan diri dari energi negatif yang selama ini menguras kekuatan kita. Kita memilih untuk fokus pada hal-hal

Mengapa Aku Harus Memaafkan? Read More »

Ayah, Perhatikanlah Imanmu Kepada Takdir

Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang.   ”Engkau tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk dan engkau

Ayah, Perhatikanlah Imanmu Kepada Takdir Read More »

Jika Tidak Suka Janganlah Mencela

Janganlah menjelek-jelekkan makanan, kalau tidak suka yah tinggalkan saja. Tak perlu beri komentar tanda seolak-olah menolak rizki Allah. Dari Abu Hurairah, ia berkata,   مَا عَابَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – طَعَامًا قَطُّ ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ   “Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela suatu makanan sedikit pun. Seandainya

Jika Tidak Suka Janganlah Mencela Read More »

Sabar itu Wajib, Ridha itu Sunnah

Dalam setiap perjalanan hidup, ujian dan cobaan tak terhindarkan. Sabar adalah sebuah kewajiban yang harus kita jalani; ketika kita tidak sabar, kita berisiko menyimpang dari jalan-Nya. Namun, ada tingkatan yang lebih tinggi: ridha, yang merupakan sikap penerimaan sepenuh hati terhadap segala ketentuan Allah.   Sabar berarti menahan diri meski kita masih merasakan kesakitan dan kesedihan,

Sabar itu Wajib, Ridha itu Sunnah Read More »