Memiliki anak sungguh karunia terbesar dari Allah Azza Wa Jalla. Kebahagiaan yang luar biasa melihat anak tumbuh dengan sehat dan kuat. Akan tetapi, manakala semakin bertambah usianya, ada hal- hal yang terkadang mengejutkan kita atas apa yang dilakukan anak, ditunjukkan anak dimasa usia menginjak 3 tahunnya. Terkaget- kaget kita di buatnya dengan teriakan- teriakannya. Penolakannya yang begitu keras yang biasanya mudah diatur, melakukan kegiatan ekstrim yng membuat gantian kita yang menjerit khawatir, engsel pintu yang tak lagi berbaut, kran air yang kendor sok dratnya, berantakan dimana- mana, dan lainnya. Sesungguhnya, apa yang sedang terjadi pada anak kita?
Nah ummahat, yuk cari tahu di sini ada apa si dengan anak kita di usia balitanya?
I. Perkembangan Otak Anak
Perkembangan otak terpesat anak adalah usia 2 tahun pertamanya, kemudian dilanjutkan pada usia 3-8 tahun dimana ketika itu otak anak mencapai kurang lenih 80%. Pada usia 3-5 tahun, apa yang sering diajarkan atau dilatihkan pada anak akan cenderung menetap di otaknya dan yang tidak sering diberikan akan “dibuang” dari otak anak.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk terus memberikan stimulasi pada anak agar pembentukan otaknya optimal.
II. Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun
Ketahuilah ummahat, anak kita mengalami tumbuh kembang yang pesat di usia balitanya. Pertumbuhan anak bis akita lihat pada tinggi badan dan berat badan serta lingkar kepalanya yang bertambah yang secara fisiknya anak semakin menyerupai orang dewasa.
Sementara, perkembangan anak bisa dilihat dari kemampuan motorik, koqnitif, Bahasa dan sosial- emosionalnya. Kemampuan yang seperti apakah itu?
1. Motorik
Anak senang melakukan aksi- aksi berbahaya dengan melompat dan memanjat berbagai perabotan di rumah. Rasanya tidak ada lagi momen tenang, selain ketika ia tidur. Dan ummahat harus beradaptasi dengan perubahan ini manakala anak di usia balita, ya.
Apa saja keterampilan motoric anak usia 3- 5 tahun?
a. Motorik kasar:
– Dapat melompat dari tempat yang tidak begitu tinggi
– Dapat berjalan ke belakang dan ke pinggir
– Dapat berdiri dan berjalan menjinjit serta dapat berdiri di atas 1 kaki.
– Dapat mengendarai sepeda roda 3
– Dapat menaiki tangga dengan satu kaki disetiap anak tangga- serta menuruni tangga dengan dua kaki disetiap anak tangga.
– Mengembangkan keseimbangan diri: dapat berjalan mengikuti satu garis lurus
– Dapat menagkap, melempar, menendang, dan memantulkan bola
– Dapat berjongkok untuk memungut benda dari lantai
– Menikmati kegiatan memanjat pohon dan tiang
– Dapat berlari menaiki dan menuruni tangga- satu kaki disetiap anak tangga.
b. Motorik halus:
– Di usia 3 tahun, dapat membangun bangunan yang tinggi dari balok- balok
– Dapat mengontrol pensil denga menggunakan jempol dan dua jari pertama- sebuah cengkraman tripod dinamis.
– Menikmati kegiatan mengecat menggunakan kuas yang besar
– Dapat menggambar bentuk, seperti lingkaran
– Di usia 4- 5 tahun, dapat membangun menara dari balok- balokan dan mainan konstruksi lainnya
– Dapat menggambar seseorang yang familiar dengannya- biasanya menggambar kepala, badan dan kaki
– Dapat memasukkan manik- manik kecil ke dalam benang
2. Koqnitif
Perkembangan koqnitif dapat kita kenali perkembangannya dengan anak kita yang semakin lincah dan kreatif dalan memanfaatkan hampir semua barang di rumah sebagai mainannya.
Apa saja perkembangan koqnitif anak usia 3-5 tahun?
– Pada usia 3 tahun, mampu berfikir secara simbolik. Contohnya menggunakan sendok sebagai tongkat sihir.
– Dapat mengikuti instruksi 2 tahap, contohnya,” Tolong ambil bolanya, taruh di sini.
– Memahami konsep spasial seperti, “ di dalam” dan “ di luar”
– Menyelesaikan puzzle 3 keping
– Melakukan penyelesaian masalah sehari- hari, contohnya merapikan mainan
– Di usia 4- 5 tahun, mampu menyebutkan data diri sederhana. Contohnya mana, usia, jenis kelamin
– Mampu mengingat dan menyebutkan beberapa nama
– Paham komsep waktu sederhana. Contohnya, tadi pagi, sore, besok
– Paham beberapa konsep lainnya. Contohnya, “sama”, dan “beda”, “banyak’ dan ‘sedikit’.
– Menggunakan konsep waktu sederhana dalam kalimat. Contohnya, “ Nanti nenek ke sini.
– Mengetahui bebagai fungsi benda dan menyebutkannya dengan kata- kata, contohnya,” Uang untuk membayar” dan “ Mobil untuk pergi ke sekolah.”
– Menyebutkan data diri yang lebih kompleks. Contohnya, nama orang tua dan Alamat lengkap.
Bahasa
Perkembangan anak usia balita untuk perkembangan Bahasa dapat kita lihat dari anak yang menjadi lebih aktif bertanya. Ia seringkali menanyakan berbagai hal yang terkadang membuat kita terdiam kebingungan untuk menemukan jawaban.
Apa saja perkembangan Bahasa anak usia 3-5 tahun?
– Anak mampu menyerap informasi dan cerita dan mengembangkan ceritanya sendiri.
– Mampu menggabungkan tiga kata untuk membentuk satu kalimat. Contohnya, “ Kakak mau makan.”
– Bercerita menggunakan dua kalimat. Contohnya,” Kakak makan roti. Makan roti jadi kenyang.”
– Bercerita menggunakan 3-4 kalimat di usia 4 tahun.
– Di usia 5 tahun, anak mampu menggabungkan 4-5 kata dalam satu kalimat.
– Bercerita menggunakan 4-5 kalimat.
3. Sosial – Emosional
Perkembangan ini pada anak balita dapat ummahat kenali dari anak yang mulai memiliki berbagai keinginan spesifik. Ia tiba- tiba menjadi sosok anak yang seringkali senang mengatur dan memerintah orang- orang di sekitarnya.
Apa perkembangan sosial- emosional anak di usia 3-5 tahun?
– Sejak usia 3 tahun, anak di masa egosentris: masih sulit memahami suatu hal dari sudut pandang orang lain.
– Mulai berlaku sesuai gendernya
– Lebih supel dalam bermain dan tertarik untuk berteman dengan sesamanya.
– Belajar bernegosiasi, belajar memberi dan menerima melalui pengalaman.
– Mudah merasa takut karena imajinasi yang mereka miliki
– Mampu membantu orang lain yang sedang membutuhkan
– Di usia mulai 4 tahun, anak suka bersikap mandiri dan keras kepala
– Mampu menunjukkan sisi humoris
– Dapat menjaga prilakunya dengan sesuai ketika makan dan rutinitas lainnya.
– Lebih peka terhadap orang lain
– Lebih mandiri
– Memiliki determinasi diri, mampu berdebat dan membantah serta menunjukkan sikap agresi.
– Dapat membuka dan memakai baju sendiri
– Dapat mencuci dan mengeringkan tangan sendiri, dapat menyikat gigi sendiri
III. Apa kunci keberhasilan pengasuhan berdasarkan perkembangan otak?
1. Interaksi antara anak dan orang tua
Misalnya, orang tua dan anak terlibat dalam permainan yang sama sambil melakukan komunikasi dua arah yang membantu kemampuan berpikir kritis anak. Jadi, orang tua bukan sekedar menemani anak yang sedang bermain.
2. Merespon dengan kata-kata, sentuhan, atau sikap yang positif terhadap perilaku anak
Misalnya, ketika anak menangis, orang tua memeluk anak untuk menenangkan dan memberikan rasa aman kepada anak. Dengan demikian, akan memperkuat sambungan saraf yang terbentuk di otak anak.
3. Pemberian stimulus harus secara konsisten dan dilakukan berulang- ulang
Pastikan anak dalam keadaan senang dan bahagia manakala menerima stimulus, karena otak anak terbentuk maksimal ketika anak dalam keadaan senang dan bahagia.
4. Pembatasan screen time sesuai usia dengan memperhatikan durasi dan jenis program.
5. Pemberian sesi bermain bersama teman ( Playdate)
Nah ummahat, setelah membaca ini mudah- mudahan bisa lebih sabar menghadapi ananda tercinta di usia balitanya ya. Karena kesabaran kita yang mampu menghadapi mereka dengan ilmu dan pemahaman yang baik dan benar akan keadaan mereka sesungguhnya akan sangat membantu optimalnya pertumbuhan dan perkemabangan anak kita terutama perkembangan otaknya. Tentu kita sangat senang apabila anak- anak kita tumbuh menjadi anak- anak yang sehat secara fisik dan mental, kuat dan cerdas.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Tiga generasi. 2022. Anti Panik Mengasuh Balita 3-5 Tahun. Jakarta: Wahyu Media
Meggitt, Carolyn. 2012. Memahami Perkembangan Anak ( A. Diodora W. , Terjemahan). Jakarta: PT. Indeks