Mengasuh dan mendidik anak adalah tugas bersama antara ayah dan ibu. Tugas ini bukan hanya disandangkan kepada ibu saja, sementara sang ayah merasa bahwa kewajibannya hanya sebatas memenuhi kebutuhan nafkah keluarga. Akan tetapi, ayah juga memiliki peran penting dalam memberikan sentuhan pada jiwa anak, yang hal ini akan memengaruhi anak sampai kelak dewasanya. Walau bagaimanapun, tanggungjawab atas kehadiran ayah secara nyata dalam pengasuhan anak bukan hanya sekedar ada, sangat dibutuhkan.

 

Bagaimana cara supaya ayah dan ibu bisa menjadi team yang solid dalam pengasuhan anak- anaknya?

 

1. Bagi yang belum menikah

 

Bersyukurlah yang pada saat ini masih sendiri, sebab dengan begitu dirimu masih memiliki kesempatan untuk memilih laki- laki mana yang layak menjadi ayah bagi anak- anakmu kelak. Engkau msih bisa memilih dan memilah, laki- laki yang memahami tanggung jawabnya sebagai pemimpin rumah tangga, terlebih perannya sebagai ayah yang sesungguhnya tak tergantikan bagi seorang anak.

 

Apa yang bisa diupayakan di masa ini?

 

a. Tentukan visi misimu di dalam berumah tangga dan perencanaan pengasuhan anak- anakmu kelak.

 

b. Tentukan kriteria laki- laki idamanmu yang kamu butuhkan untuk mendampingimu mengarungi biduk rumah tangga, yang memang layak sebagai pemimpin untukmu di dunia dan di akhirat, juga yang memiliki jiwa kebapakan yang tinggi.

 

c. Pada saat ta’aruf, fokuslah untuk mengkaji lebih dalam tentang visi dan misi sang calon dengan visi dan misi yang telah engkau rumuskan sebelumnya. Berfokuslah untuk menyamakan pikiran, tujuan, dan langkah- langkah dalam mendidik anak. Karena dari Analisa yang objektif tanpa mengikutkan perasaan sangat memengaruhi hasil pengamatanmu.

 

d. Diskusikan mengenai berbagi tugas penting dalam mengasuh anak sejak awal. Jangan berfikir semua nanti bisa dibicarakan setelah menikah. Sebab komitmen ini butuh pemahaman yang dalam pada diri seseorang, dan tidak bisa dengan mudah dipaksakan ada pada dirinya.

 

e. Jika sudah berbeda pemahaman, pertimbangkan untuk meneruskan ke jenjang yang lebih serius. Jangan menabung PR bagi perjalanan kebersamaan bersama pasangan, kecuali kemudian setelah adanya pembahasan dan diskusi bersama kemudian calon memahami tanggungjawabnya daan bersedia bersama berbagi peran dengan pasangan perihal mendidik dan mengasuh anak- anak.

 

2. Bagi yang sudah menikah

 

Membicarakan mengenai berbagi peran dengan pasangan setelah menikah menjadi tantangan tersendiri. Ditambah dengan keadaan tatakala telah berumah tangga diliputi begitu banyak tuntutan dan masalah serta ujian rumah tangga yang harus diselesaikan. Butuh strategi yang jitu dengan pendekatan yang tepat terhadap suami. Jika tidak, pertengkaran diantara suami istri tidak dapat dielakkan terjadi begitu saja. karenanya, upayakan untuk membahasnya bersama dengan baik dan tanpa kalimat yang menyudutkan atau menghakimi suami. Penggunaan komunikasi asertif dengan tehnik I- Massage bisa menjadi alternatif pilihan bagi ummahat yang ingin membicarakan tentang pengasuhan bersama dengan pasangan.

 

Komunikasi Asertif dengan Tehnik I- Massage

 

Pesan Aku atau”I” message atau “I” statements adalah gaya komunikasi yang berfokus pada perasaan dan keyakinan si penyampai pesan atau pembicaranya. Fokus ini lebih dipentingkan daripada penilaian- penilaian si pembicara tentang karakter yang dikenakan kepada pendengarnya (PsychPedia. www. goodtherapy.org, 2018)

 

Dalam berkomunikasi secara asertif pesan selalu dimulai dengan saya. Saya yang menyatakan pendapat, perasaan, harapan, memberi alternatif, pujian atau penolakan. Bukan dimulai dari anda atau kamu yang kemudian dilanjutkan dengan penilaian terhadap anda atau kamu. Dalam berkomunikasi mengungkapkan ketidaksetujuan atau ketidaksesuaian seringkali dimulai dari penilaian kepada orang lain. Misalnya “Kamu memang sudah mulai malas dan tidak semangat sehingga selalu datang terlambat”.

 

Dalam komunikasi asertif ungkapan non-verbal tadi tidak tepat. Ungkapan verbal yang asertif untuk kalimat tersebut adalah “Saya merasa kecewa karena kamu datang tidak tepat waktu. Saya berpikir apakah mungkin semangatmu mulai menurun”. Lebih lengkap lagi jika dilanjutkan dengan ungkapan harapan atau memberi aternatif atau Solusi Misalnya, “Harapan saya kamu lebih dapat mengatur kegiatanmu dan berusaha tidur malam lebih awal. Sehingga harapan saya kamu bisa datang lebih pagi”.

 

Cara berbicara seperti tersebut di atas terkesan kaku dan formal, tetapi kesan itu dirasakan karena tidak terbiasa dalam menggunakannya. “Many people do not communicate naturally with “I” statements, and it often takes some practice before a person can use them effectively” (PsychPedia. www. goodtherapy.org. 2018). Berkomunikasi dengan pesan AKU atau I- message atau I statements memang perlu dilatih dan perlu dibiasakan.

 

Komunikasi asertif memiliki aspek verbal dan non-verbal. Secara non-verbal aspek tersebut adalah (wordpress.com):

1) Kontak mata yang wajar
2) Sikap tubuh aktif tegak
3) Jarak atau kontak fisik yang sesuai dan seperlunya
4) Isyarat (gesture), memperlihatkan keterbukaan, kehangatan, tetapi juga ketegasan dan percaya diri
5) Ekspresi wajah
6) Nada suara dengan intonasi yang sesuai dan tepat
7) Mempertimbangkan penepatan waktu (timing)
8) Sikap mendengarkan dengan seksama
9) Sikap bertanggung jawab akan apa yang telah diucapkannya

 

Sedangkan aspek verbal meliputi apa saja yang perlu diungkapkan dengan kata- kata yang mencirikan komunikasi asertif yaitu :

1) Mengungkapkan perasaan dengan jujur
2) Mengungkapkan pemikiran dengan jujur
3) Mengungkapkan tujuan-tujuan pribadi
4) Mengungkapkan harapan , permintaan atau keinginan
5) Mengungkapkan alasan (baik atas persetujuan atau ketidaksetujuan)
6) Mengungkapkan pujian dan penghargaan kepada orang lain dengan jujur
7) Menggunakan pernyataan saya dan bukan dimulai dari anda atau kamu
8) Memberikan alternatif atau memberikan solusi

 

Lantas, apa tips untuk bisa membagi peran pengasuhan dengan pasangan?

 

1) Sepakati terlebih dahulu metode- metode pengasuhan yang akan diberlakukan atau digunakan terkait pengasuhan anak. Misalkan mengenai pendisiplinan anak, ketika anak melakukan prilaku yang tidak diharapkan, konsekuensi apa yang diberikan ayah sebaiknya kurang lebih sama denga napa yang biasa dilakukan oleh ibu.

 

2) Membuat rutinitas harian. Rutinitas harian membantu ayah dan ibu menciptakan ekspektasi yang realitas mengenai tugas mana saja yang bisa dikerjakan oleh masing- masing pihak. Contohnya, ayah tahu bahwa di jam anak mandi sore, biasanya ibu sedang sibuk menyiapkan makan malam.

 

3) Meluangkan waktu dalam sehari untuk ayah dan ibu bersantai atau melakukan hobi pribadi masing- masing tanpa gangguan.

 

4) Saat pembagian peran sudah disepakati, jalankanlah peran yang sudah dibagi dengan penuh tanggungjawab.

 

5) Menghargai tugas yang telah dikerjakan oleh pasangan. Terkadang mungkin muncul perasaan bahwa apa yang telah dilakukan pasangan belum cukup baik. Namun hargailah apa yang sudah ia kerjakan. Jika memang diperlukan, sampaikan saran atau komentar terkait pengasuhan yang dilakukan pasangan dengan cara yang asertif.

 

Beberapa tantangan ayah dalam menjalankan pengasuhan:

1) Kurangnya paparan informasi dan pengalaman dalam hal mengasuh anak.
2) Kesibukan pekerjaan di era modern.
3) Terbatasnya kesempatan dan waktu untuk berinteraksi dengan anak.

 

Tips bagaimana melibatkan ayah secara nyata dalam pengasuhan anak:

1) Komunikasikan dengan jelas kebutuhan bantuan yang diperlukan. Hindari pemikiran bahwa ayah seharusnya sudah pasti mengerti dan memiliki inisiatif membantu.
2) Berikan waktu- waktu special dan khusus untuk ayah dapat berinteraksi sendiri dengan anak.
3) Beritahukan infromasi- infromasi terkini mengenai tumbuh kembang anak secara berkala kepada suami.
4) Nyatakan apresiasi kepada ayah setelah bersedia ikut dalam mengasuh anak walau sebentar.

 

Manfaat ayah terlibat pengasuhan bagi anak:

1) Pendidikan

– Anak lebih ceria mengikuti aktifitas belajar
– Lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah
– Lebih aktif dalam mengikuti ekstrakulikuler yang bermanfaat

2) Perkembangan emosi

– Tidak mudah stress dan frustasi
– Memiliki kemampuan memecahkan masalah ( problem solving) yang lebih baik
– Memiliki banyak ide
– Memiliki kedewasaan mental yang lebih baik

3) Kemampuan sosial

– Meningkatkan kemampuan anak untuk melakukan kegiaatan pro- sosial ( menolong, membantu orang, dan berbagi) yang lebih tinggi.
– Memiliki pertimbangan moral yang baik dalam menjalani situasi sosial di kehidupannya.
– Lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah

 

Manfaat keterlibatan ayah dalam pengasuhan bagi ayah:

1) Menurunkan kadar stress
2) Lebih mampu menghadapi tekanan pekerjaan
3) Lebih jarang terlibat dalam aktivitas tang melanggar hukum
4) Memiliki hubungan pernikahan yang lebih harmonis
5) Membantu istri memiliki Kesehatan mental yang lebih baik
6) Membantu terwujudnya teamship atau kerjasama pengasuhan yang membahagiakan bagi semua pihak di dalam satu keluarga.

 

3. Stop Dad Shaming

 

Seringkali yang juga membuat seorang laki- laki tidak bersedia terlibat dalam pengasuhan anak adalah adanya dad shaming. Merasa apa yang sudah dilakukan tidak dihargai bukan hanya oleh orang lain tapi terlebih oleh pasangannya sendiri. Kritikan yang pedas yang diucapkan, kata- kata yang sifatnya merendahkan, dianggap tidak becus, dan dipandang tidak berkemampuan membuat seorang suami jera menempatkan dirinya mendampingi istri terlibat dalam pengasuhan anaknya.

 

1 dari 5 laki- laki yang menerima kritikan berlebihan ketika berinteraksi dengan anak akan menjadi tidak percaya diri dan merasa tidak termotivasi untuk terlibat dalam proses pengasuhan. Sementara itu, salah satu faktor yang paling krusial agar ayah dapat terlibat langsung dalam pengasuhan anak adalah rasa percaya diri yang dimiliki ayah dalam pengasuhan anak.

 

Faktor utama dalam meningkatkan kepercayaan diri ini adalah dukungan positif istri selama suami mengasuh anak.

 

Semoga bermanfaat.

 

Referensi:
Tiga generasi. 2022. Anti Panik Mengasuh Balita 3-5 Tahun. Jakarta: Wahyu Media
https://e-journal.usd.ac.id/index.php/solution/index
https://diarybunda.co.id/articles/i-message-komunikasi-efektif-untuk-cegah-konflik

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar

WordPress Crafted with ♥ by faizONE.ID