Ramadhan adalah bulan yang dinanti nanti bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia, selain karena bulan ini adalah bulan dilipatgandakan pahala seluruh amal ibadah, inilah kesempatan emas untuk memperbaiki diri, muhasabah diri agar lebih baik dari sebelumnya, bagi muslimah sendiri ia memiliki peran penting menghidupkan suasana Ramadhan di rumah agar mempererat hubungan kekeluargaan dalam suasana yang penuh keberkahan.
Di Indonesia sendiri esensi pokok dari Ramadhan yaitu ibadah, sering dilupakan dan lebih tertarik pada seremonial produk bangsa, serta Ramadhan, menjadi eksploitasi objek komoditas semata, seperti : tren busana muslim, diskon promo berbalut religi, festival kuliner dan lain lain. Menurut Jurnal dari Universitas IAIN Kediri dengan judul “Analisis Perilaku Konsumtif Umat Islam Dalam Pembelian Takjil di Bulan Ramadhan Menurut perspektif Ekonomi Islam” , hasil penelitian menunjukkan meningkatnya perilaku konsumtif sebanyak 18% di bulan Ramadhan , serta hasil penelitian dari Jurnal Of Consumer Research, wanita lebih cenderung implusif dan konsumtif melakukan belanja daripada pria, tantangan inilah yang perlu dihadapi para muslimah di bulan Ramadhan , lalu bagaimana cara mengalahkan godaan konsumtif tersebut?
Cara Mengendalikan Sikap Konsumtif di bulan Ramadhan
Tentu muslimah ingin memberikan yang terbaik pada peran nya sebagai ibu atau istri, dengan menyediakan konsumsi terbaik maupun pakaian terbaik untuk keluarga nya, namun kekhawatiran ini merusak ketenangan diri dalam beribadah di bulan Ramadhan, berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
1. Fokus pada esensi Ramadhan
Ingat kembali bahwa Ramadhan adalah waktu untuk meningkatkan ibadah, bukan ajang berbelanja atau konsumsi, fenomena sekarang adalah banyak muslimah yang khawatir tertinggal kegiatan buka bersama daripada tertinggal solat maghrib atau lebih takut tertinggal tren baju lebaran daripada tertinggal sholat tarawih dan tertinggal malam lailatul qadar yang keutamaan nya sangat besar, seperti hadis yang berikut ini :
مْنقَاَملَْيلَةَاْلقَدِْرِإيَمانًاَواْحِتَساًبا ُغِفَرلَهَُماتَقَدََّمِمْنذَْنِبِ
“BarangsiapayangmenghidupkanLailatulQadardengan iman dan penuh harapan (akan pahala dari Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari No. 1901, Muslim No. 760)
2 .Bedakan mana keinginan dan mana kebutuhan
Apa yang terjadi jika muslimah menuruti keinginan hawa nafsu nya terus menerus? , tentu akan terjadi pemborosan, padahal Rasulullah memberikan banyak nasehat mengenai pentingnya hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam memenuhi kebutuhan duniawi, dalam hadis dikatakan bahwa :
ُكلُوا َوا ْش َربُوا َوتَ َصدَّقُوا َوا ْل َب ُسوا ِفي َغ ْي ِر ِإ ْس َرا ٍف َولا َم ِخيلَ ٍة
“Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah tanpa berlebihan dan tanpa kesombongan.” (HR. An-Nasai, Ahmad, dan Ibnu Majah). Hadis ini mengajarkan kita untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makanan, minuman, dan pakaian tanpa berlebihan (boros) atau bersikap sombong.
3. Buat anggaran belanja yang bijak, susun daftar kebutuhan dan patuhi anggaran yang telah dibuat.
4. Kurangi paparan iklan dan promo
Cobalah untuk mengurangi social media atau e-commerce, dan demi ketenangan hati hindari melihat status sosial media orang lain.
5. Utamakan sedekah daripada belanja berlebihan
Bersedekah kepada yang membutuhkan, selain bermanfaat ini juga dapat membantu mengendalikan nafsu diri.
6. Belanja kebutuhan lebaran dari jauh- jauh hari, sehingga bisa fokus ibadah dan mengejar malam istimewa Lailatul Qadr.
Kesimpulan
Sikap konsumtif sering kali menjadi tantangan muslimah di bulan Ramadhan, tetapi dengan kesadaran dan pengendalian diri hal itu bisa dikendalikan. Ramadhan seharusnya menjadi momen refleksi dan penyucian diri serta peningkatan ibadah, dengan menjalani Ramadhan secara cukup dan tidak berlebihan, menjadi lebih fokus ibadah, serta mendapatkan keutamaan yang besar yang tidak ada di bulan lainnya yaitu Lailatul Qadr dan berbagai keutamaan ibadah lainnya, inilah seharusnya arti Ramadhan di hati muslimah.
Oleh: Syavilla Husna
Instagram : edelweisflower9870