Musim liburan jadi kesempatan yang dipakai orang-orang untuk berkumpul, bisa dengan keluarganya yang di seberang pulau atau teman-teman satu sekolah dulu. Obrolan dan candaan jadi pelengkap saat berkumpul. Toh saling menyenangkan sesama itu berbuah pahala kan? Betul sekali, apa yang diniatkan untuk Allah dengan cara yang benar bisa saja berbuah pahala, meskipun kegiatan mubah.

Menjadi pertanyaan untuk kita, apakah obrolan dan candaan yang kita lontarkan Allah ridai? Atau kah kita berdusta hanya untuk sebuah punchline dalam lelucon?

Tentu sebagai muslim, dia lebih bersemangat dalam mencari keridaan Allah kepadanya, bukan semata-mata riuhnya tawa orang disekelilingnya. Karena jika seseorang berkata dusta meski candaan terdapat ancaman untuknya..

Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu β€˜alaihi wa sallam bersabda,

ΩˆΩŽΩŠΩ’Ω„ΩŒ Ω„ΩΩ„ΩŽΩ‘Ψ°ΩΩ‰ ΩŠΩΨ­ΩŽΨ―ΩΩ‘Ψ«Ω ΩΩŽΩŠΩŽΩƒΩ’Ψ°ΩΨ¨Ω Ω„ΩΩŠΩΨΆΩ’Ψ­ΩΩƒΩŽ بِهِ Ψ§Ω„Ω’Ω‚ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ ΩˆΩŽΩŠΩ’Ω„ΩŒ Ω„ΩŽΩ‡Ω ΩˆΩŽΩŠΩ’Ω„ΩŒ Ω„ΩŽΩ‡Ω

β€œCelakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.”

(HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Apa lagi yang kita harapkan jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam sudah mencela perbuatan kita? Seorang yang lembut dalam bertutur kata sekaligus cerdas dalam berpikir dan bersikap menganggap hal ini suatu yang krusial sampai-sampai mengulang-ulang celaannya. Sungguh, ini bukan lagi masalah yang remeh saudariku..

Referensi : https://rumaysho.com/10672-berbohong-dalam-candaan.html

Rabu, 3 Januari 2024 M

22 Jumadil Akhir 1445 H

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar