Kita sering mendengar berita seseorang yang melakukan perbuatan keji kepada orang lain, yang disebabkan perkataan orang tersebut kepadanya.

 

Itu adalah bukti bahwa lisan dapat membinasakan diri penggunanya.

 

Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Karena ucapan kita bukan hanya didengar oleh telinga, namun didengar oleh hati juga.

 

Bahaya dari lisan dapat berupa hal-hal berikut :
– Mengungkapkan kalimat bathil
– Diam terhadap kebenaran
– Berbicara tanpa ilmu
– Menyebarkan info tidak jelas, dll.

 

Gangguan lisan dapat lebih berbahaya daripada gangguan tangan.
Lisan dapat menyebutkan kejadian di masa lalu, bisa jadi kisah pahit seseorang, atau peristiwa yang tidak menyenangkan, serta bisa menjangkau lebih banyak dengan mengada-adakan cerita dsb.

 

“Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir, berbicaralah yang baik atau diam”.

 

Bagi mereka yang tidak menjaga lisannya, maka balasannya adalah neraka.

Rasulullah melihat orang yang merobek-robek mulutnya, itu merupakan adzab bagi orang yang berbuat kedustaan kemudian kedustaan tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia.

 

Hikmah menjaga lisan, yaitu lebih mudah untuk menahan atau memegang kalimat daripada menarik kalimat yang telah diucapkan. Maka dari itu pentingnya untuk selalu berpikir panjang sebelum berucap.

 

Syaikh Abdul Muhsin berkata:

“Menjaga lisan merupakan dasar segala kebaikan. Barangsiapa yang menguasai lisannya, maka dia telah menguasai urusannya.”

 

Semoga kita diberi lisan yang jujur dan membawa kepada keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala.

 

Dikutip dalam kajian pekanan bersama Ustadz Ali Musri Semjan Putra, M.A حفظه الله yang berjudul “Wanita dan Lisannya”.

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar