Tepat di hari Rabu kemarin, kita telah memasuki bulan Muharram yaitu bulan awal di tahun Hijriyah. Masyarakat mengenal bulan Muharram dengan sebutan bulan Suro dan menganggapnya bulan yang sakral, dimana di bulan ini sering terjadi musibah. Sehingga kita akan melihat berbagai ritual mereka untuk menghindari musibah-musibah tersebut.

 

Pernahkah anda dengar perkataan seperti ini ?
”Nak, hati-hati di bulan ini. Jangan sering kebut-kebutan, nanti bisa celaka. Ini bulan suro lho.”
Sebagian orang tua menasehati anaknya untuk lebih menjaga sikap karna takut terkena “sial” di bulan Suro.

 

Tanpa disadari sikap-sikap tersebut sudah termasuk mencela waktu dan beranggapan sial dengan waktu tertentu. Terlebih lagi ritual-ritual yang dilakukan dapat menjerumuskan ke perbuatan syirik.

 

Bulan Suro/Muharram adalah bulan Allah (Syahrullah) dan termasuk bulan haram (suci).

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 2812)

 

Dan dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

 

Seperti yang kita ketahui bahwa mengerjakan amalan” baik di bulan haram ganjaran pahalanya lebih besar. Begitu sebaliknya, apabila berbuat maksiat balasan dosanya juga lebih besar.

 

Lantas mengapa bulan Suro/Muharram dianggap sial?
Ingatlah saudaraku, bahwa mencela waktu adalah perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah Azza wa Jalla.

 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

“Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencela waktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR. Muslim no. 6000)

 

Dan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

”Beranggapan sial termasuk kesyirikan, beranggapan sial termasuk kesyirikan. (Beliau menyebutnya tiga kali, lalu beliau bersabda). Tidak ada di antara kita yang selamat dari beranggapan sial. Menghilangkan anggapan sial tersebut adalah dengan bertawakal.” (HR. Abu Daud no. 3912)

 

Musibah tidak hanya terjadi di bulan Muharram saja melainkan hampir terjadi setiap harinya. Lalu mengapa bulan Suro saja yang dianggap sial?

Musibah yang menimpa kita bukan disebabkan oleh sialnya waktu tertentu melainkan sudah menjadi ketetapan Allah dan juga karena DOSA yang telah kita lakukan.

 

”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy Syuraa: 30)

 

Maka hendaklah seorang mukmin bersegera untuk bertaubat atas dosa-dosanya dan bersabar dengan musibah yang menimpanya serta mengharap ganjaran dari Allah Ta’ala.

 

Semoga dengan membaca tulisan singkat ini dapat membuka hati dan pikiran kita untuk lebih bertawakal kepada Allah serta meminta ampunanNya.

 

📜 Sumber: https://rumaysho.com/727-jangan-lakukan-hajatan-pada-bulan-suro.html

 

Senin, 06 Muharram 1445 H

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar