Hari Asyura bukan sekadar tanggal di kalender Hijriyah. Ia menyimpan kisah penyelamatan Nabi Musa dan kehancuran Fir’aun, momen penuh hikmah yang juga dijadikan hari puasa oleh Rasulullah ﷺ. Beliau bersabda, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada mereka,” lalu beliau berpuasa dan menganjurkan umatnya untuk melakukannya. Bahkan sebelum Ramadhan diwajibkan, puasa Asyura sudah menjadi amalan utama para sahabat.
Namun, Rasulullah ﷺ tak hanya menghidupkan syariat, tapi juga membedakan umat Islam dari Ahlul Kitab. Maka beliau berniat menambah puasa tanggal 9 Muharram (Tasua’) agar berbeda dari kaum Yahudi. Inilah warisan mulia yang terus dijaga para ulama salaf.