Shalihaat, tahukah kalian, apa nikmat paling indah yang akan didapat oleh penghuni surga?

 

Melihat wajah Allah Azza wa Jalla adalah nikmat terbesar dan terindah yang didapat oleh para penghuni surga kelak.

 

Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengucapkan doa berikut:

 

‎اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَكَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا وَالْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى وأسألك نعيما لا ينفد وأسألك قرة عين لا تنقطع وأسألك الرضاء بعد القضاء وأسألك برد العيش بعد الموت وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ وَأَعُوذُ بِكَ في غير ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ ولا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مَهْدِيِّينَ

 

“Ya Allah, dengan ilmu-Mu atas yang ghaib dan dengan kekuasaan-Mu atas seluruh makhluk, panjangkanlah hidupku, bila Engkau mengetahui bahwa hidup panjang umur itu membawa kebaikan bagiku. Dan matikanlah aku, bila kematian itu lebih baik bagiku.

Ya Allah, aku mohon untuk memiliki khasyyah (rasa takut) kepada-Mu di saat aku dalam kondisi sunyi dan ramai.

Aku mohon kepada-Mu, agar dapat berpegang teguh dengan kalimat haq di saat aku rela atau marah.

Aku mohon kepada-Mu, agar aku senantiasa bersikap sewajarnya (moderat) ketika sedang fakir dan ketika sedang kaya.

Aku mohon kepada-Mu kenikmatan yang tidak dapat habis.

Aku minta kepada-Mu, penyejuk mata yang tak pernah terputus.

Aku mohon kepada-Mu agar aku dapat rela setelah setiap ketentuan/takdir-Mu.

Aku mohon kepada-Mu kehidupan yang menyejukkan setelah aku meninggal dunia.

​Aku mohon kepada-Mu kelezatan memandang wajah-Mu (di Surga), dan kerinduan bertemu dengan-Mu tanpa penderitaan yang membahayakan serta kekacauan (fitnah) yang menyesatkan.

Ya Allah, hiasilah kami dengan keimanan dan jadikanlah kami sebagai penunjuk jalan (lurus) yang memperoleh bimbingan dari-Mu.”

 

(Ahmad, an-Nasa’i dan lainnya).

 

Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA حفظه الله

 

Sumber:

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02gKFbMtxffyUKceLL3gU3f4ncMkUxGTMNXf5h9uyRtLCW18xZgZ4fFeD6JaLEQAsxl&id=100044302190144&mibextid=Nif5oz

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar