Masa muda itu apabila tidak dihabiskan dengan hal-hal baik pasti akan dihabiskan untuk hal-hal yang buruk. Karena waktu kosong ialah musuh berat untuk seseorang, maka ingatlah sabda rasulullah shalallahu alaihi wa sallam:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)

Ibnul Jauzi menjelaskan, ”Terkadang manusia itu berada dalam kondisi sehat, tetapi ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan terkadang pula manusia itu memiliki waktu luang, tetapi ia dalam kondisi tidak sehat. Apabila pada manusia terkumpul keduanya (waktu luang dan nikmat sehat), sungguh akan datang rasa malas untuk melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya).”

 

Ibnul Jauzi pun kembali menuturkan nasehat “Intinya, dunia adalah ladang beramal untuk menuai hasil di akhirat kelak. Dunia adalah tempat kita menjajakan barang dagangan, sedangkan keuntungannya akan diraih di akhirat nanti. Barangsiapa yang memanfaatkan waktu luang dan nikmat sehat dalam rangka melakukan ketaatan, maka dialah yang akan berbahagia. Sebaliknya, barangsiapa memanfaatkan keduanya dalam maksiat, dialah yang betul-betul tertipu. Sesudah waktu luang akan datang waktu yang penuh kesibukan. Begitu pula sesudah sehat akan datang kondisi sakit yang tidak menyenangkan.”

 

Dari dua nasehat yang diungkapkan oleh Ibnul Jauzi tersebut, sudah semestinya hal tersebut menjadi renungan kita semua. Terlebih untuk kita yang usianya masih tergolong muda, sungguh merugi jika kita hanya menghiasi hari-hari kita dengan hal-hal yang tidak produktif.

 

Ibnu Mas’ud mengatakan,

إنِّي لَأَبْغَضُ الرَّجُلَ فَارِغًا لَا فِي عَمَلِ دُنْيَا وَلَا فِي عَمَلِ الْآخِرَةِ

“Aku sangat membenci orang yang menganggur, yaitu tidak punya amalan untuk penghidupan dunianya ataupun akhiratnya.”

Ya, itulah sebangkrut-sebangktutnya manusia. Mereka tidak mendapatkan dunia dan juga tidak mendapatkan akhirat. Kehidupan mereka hanyalah diisi dengan menganggur, tidak melakukan amalan untuk akhiratnya dan tidak pula bekerja untuk dunianya.

 

Sudah semestinya apa yang telah dijelaskan di atas menjadi bahan intropeksi untuk kita semua. Walaupun dirasa sulit untuk melawan rasa malas, tetapi kita harus tetap melawannya dan berusaha untuk selalu produktif setiap hari. Baik itu untuk dunia, dan terlebih untuk akhirat kita. Semoga Allah senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah-Nya untuk memanfaatkan dua nikmat ini dalam ketaatan. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang tertipu dan terperdaya.

Nikmat Sehat dan Waktu Luang yang Membuat Manusia Tertipu

 

Prinsip Keempat dalam Kitab Ushulus Sittah

Ustadz Ali Musri Semjan Putra, M. A hafidzahullah

Share Yuuk! Semoga faidah ilmu yang kita sampaikan berbuah pahala dan menjadi pemberat timbangan amal di yaumul hisab. Aamiin.

 

MADRASAH MAR’AH SHALIHAH

Mencetak Generasi Shalihah, Meniti Jalan Salaful Ummah

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar