Puasa Ramadhan adalah ibadah yang agung dan salah satu rukun Islam. Maka meninggalkan puasa tanpa udzur merupakan dosa besar dan berat konsekuensinya.

Para ulama bahkan berbeda pendapat mengenai orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja tanpa udzur syarโ€™i, apakah ia masih Muslim ataukah keluar dari Islam?

Pendapat yang rajih adalah pendapat jumhur ulama, yang tidak mengkafirkan orang yang meninggalkan puasa. Diantara dalilnya, hadits dari Auf bin Malik dari Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam ia bersabda,

โ€ŽุฎูŠุงุฑ ุฃุฆู…ุชูƒู… ุงู„ุฐูŠู† ุชุญุจูˆู†ู‡ู… ูˆูŠุญุจูˆู†ูƒู… ูˆูŠุตู„ูˆู† ุนู„ูŠูƒู… ูˆุชุตู„ูˆู† ุนู„ูŠู‡ู… ูˆุดุฑุงุฑ ุฃุฆู…ุชูƒู… ุงู„ุฐูŠู† ุชุจุบุถูˆู†ู‡ู… ูˆูŠุจุบุถูˆู†ูƒู… ูˆุชู„ุนู†ูˆู†ู‡ู… ูˆูŠู„ุนู†ูˆู†ูƒู… ู‚ูŠู„ ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฃูู„ุง ู†ู†ุงุจุฐู‡ู… ุจุงู„ุณูŠู ูู‚ุงู„ ู„ุง ู…ุง ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุฅุฐุง ุฑุฃูŠุชู… ู…ู† ูˆู„ุงุชูƒู… ุดูŠุฆุง ุชูƒุฑู‡ูˆู†ู‡ ูุงูƒุฑู‡ูˆุง ุนู…ู„ู‡ ูˆู„ุง ุชู†ุฒุนูˆุง ูŠุฏุง ู…ู† ุทุงุนุฉ

โ€œSebaik-baik pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian cintai, dan mereka pun mencintai kalian. Kalian mendoโ€™akan mereka, mereka pun mendoakan kalian. Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian benci, mereka pun benci kepada kalian. Kalian pun melaknat mereka, mereka pun melaknat kalianโ€. Para sahabat bertanya, โ€œYa Rasulullah apakah kita perangi saja mereka dengan senjata?โ€. Nabi menjawab, โ€œJangan, selama mereka masih shalat. Bila kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari pemimpin kalian, maka cukup bencilah perbuatannya, namun jangan kalian melepaskan tangan kalian dari ketaatan kepadanyaโ€ (HR. Muslim no. 2155).

Dalam hadits ini yang menjadi patokan kufur-tidaknya seorang pemimpin adalah meninggalkan shalat, bukan puasa, zakat atau haji.

Dan ini adalah ijmaโ€˜ para sahabat Nabi, Abdullah bin Syaqiq Al โ€˜Uqaili rahimahullah mengatakan:
โ€Žู„ู… ูŠูƒู† ุฃุตุญุงุจ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠุฑูˆู† ุดูŠุฆุง ู…ู† ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุชุฑูƒู‡ ูƒูุฑ ุบูŠุฑ ุงู„ุตู„ุงุฉ

โ€œDahulu para sahabat Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam tidak memandang ada amalan yang bisa menyebabkan kekufuran jika meninggalkannya, kecuali shalatโ€ (HR. At Tirmidzi no. 2622, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Berdasarkan riwayat ini, para sahabat Nabi tidak menganggap kufurnya orang yang meninggalkan puasa, zakat atau haji.

Maka orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja tanpa udzur, dia tidak sampai kafir namun telah melakukan dosa besar. Terlebih lagi terdapat ancaman mengerikan bagi orang yang meninggalkan puasa.

Sebagaimana hadits dari Abu Umamah al-Bahili radhiallahuโ€™anhu, bahwa Rasulullah Shallallahuโ€˜alaihi wa sallam bersabda,ย 

โ€ŽุจูŽูŠู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ู†ูŽุงุฆูู…ูŒ ุฅูุฐู’ ุฃูŽุชูŽุงู†ูู‰ ุฑูŽุฌูู„ุงูŽู†ู ููŽุฃูŽุฎูŽุฐูŽุง ุจูุถูŽุจู’ุนูŽู‰ู‘ูŽ ููŽุฃูŽุชูŽูŠูŽุง ุจูู‰ ุฌูŽุจูŽู„ุงู‹ ูˆูŽุนู’ุฑู‹ุง ููŽู‚ูŽุงู„ุงูŽ ู„ูู‰ูŽ : ุงุตู’ุนูŽุฏู’ ููŽู‚ูู„ู’ุชู : ุฅูู†ู‘ูู‰ ู„ุงูŽ ุฃูุทููŠู‚ูู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ุงูŽ : ุฅูู†ู‘ูŽุง ุณูŽู†ูุณูŽู‡ู‘ูู„ูู‡ู ู„ูŽูƒูŽ ููŽุตูŽุนูุฏู’ุชู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฅูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชู ููู‰ ุณูŽูˆูŽุงุกู ุงู„ู’ุฌูŽุจูŽู„ู ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ุจูŽุฃูŽุตู’ูˆูŽุงุชู ุดูŽุฏููŠุฏูŽุฉู ููŽู‚ูู„ู’ุชู : ู…ูŽุง ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ุฃูŽุตู’ูˆูŽุงุชู ู‚ูŽุงู„ููˆุง : ู‡ูŽุฐูŽุง ุนููˆูŽุงุกู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุทูู„ูู‚ูŽ ุจูู‰ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ุจูู‚ูŽูˆู’ู…ู ู…ูุนูŽู„ู‘ูŽู‚ููŠู†ูŽ ุจูุนูŽุฑูŽุงู‚ููŠุจูู‡ูู…ู’ ู…ูุดูŽู‚ู‘ูŽู‚ูŽุฉูŒ ุฃูŽุดู’ุฏูŽุงู‚ูู‡ูู…ู’ ุชูŽุณููŠู„ู ุฃูŽุดู’ุฏูŽุงู‚ูู‡ูู…ู’ ุฏูŽู…ู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู : ู…ูŽู†ู’ ู‡ูŽุคูู„ุงูŽุกู ู‚ูŽุงู„ูŽ : ู‡ูŽุคูู„ุงูŽุกู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠููู’ุทูุฑููˆู†ูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุชูŽุญูู„ู‘ูŽุฉู ุตูŽูˆู’ู…ูู‡ูู…ู’

โ€œKetika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku. Keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku: โ€œnaiklah!โ€. Aku menjawab: โ€œAku tidak mampuโ€. Keduanya berkata, โ€œKami akan memudahkannya untukmuโ€. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, sehingga aku bertanya: โ€œsuara apa itu?โ€. Mereka menjawab, โ€œItu teriakan penduduk nerakaโ€. Kemudian aku dibawa ke tempat lain, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang digantung terbalik dengan urat-urat kaki mereka sebagai ikatan. Ujung-ujung mulut mereka sobek dan mengalirkan darah. Aku bertanya, โ€œMereka itu siapa?โ€ Keduanya menjawab, โ€œMereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunyaโ€ (HR. Ibnu Hibban no.7491, dishahihkan Syuโ€™aib Al Arnauth dalam Takhrij Shahih Ibnu Hibban).

Adanya hadits ini dan juga adanya sebagian ulama yang menganggap kafirnya orang yang meninggalkan puasa, ini membuat kita semakin takut dan waspada jangan sampai meninggalkan puasa tanpa udzur. Dan juga kita harus memperingatkan keluarga dan orang-orang terdekat kita jangan sampai meninggalkan puasa tanpa udzur.

Namun, apabila seseorang meninggalkan puasa dengan sengaja karena menganggap halal (istihlal) hal tersebut atau mengingkari wajibnya puasa Ramadhan, maka ia telah murtad atau keluar dari Islam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan: โ€œSeorang hamba jika ia melakukan dosa dengan keyakinan bahwa sebenarnya Allah mengharamkan perbuatan dosa tersebut, dan ia juga berkeyakinan bahwa wajib taat kepada Allah atas segala larangan dan perintah-Nya, maka ia tidak kafirโ€. Lalu beliau melanjutkan, โ€œโ€ฆbarangsiapa yang melakukan perbuatan haram dengan keyakinan bahwa itu halal baginya maka ia kafir dengan kesepatakan para ulamaโ€ (Ash Sharimul Maslul, 1/521).

Sumber: https://muslim.or.id/55959-status-orang-yang-meninggalkan-puasa-ramadhan.html

Ahad, 19 Syaโ€™ban 1444H
12 Maret 2023

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar