Virus merah jambu, bukan sejenis virus yang bisa melumpuhkan fisik manusia. Bukan pula virus yang bisa ditemukan penawarnya pada apotek dan obat dengan resep dokter terhebat. Virus yang bisa menjangkiti siapapun, baik laki-laki atau perempuan.. tua dan muda.. Virus yang bisa membuat setiap manusia melayang hebat, tidak menapak! Terombang-ambing perasaan, seperti tak sadarkan diri..

 

Tanpa sadar bibir dapat tersenyum spontan..

Rasanya jantung akan lepas dari tempatnya! Ia berdetak lebih hebat dari biasanya.

Seolah-olah bisa memaknai arti “nikmat tuhan mana yang kau dustakan?”

Ciptaan Allah sungguh indah, bukan main.

 

Terjangkit virus merah jambu adalah kondisi dimana seseorang sedang jatuh cinta, seeeejatuh-jatuhnya. Menurutku jatuh cinta itu satu hal yang wajar. Dan pendapatku dapat dipertanggungjawabkan dengan firman Allah pada surat Ali Imran ayat 14:

 

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

 

Allah telah berfirman kepada kita, telah dimasukkan kepada hati manusia rasa cinta kepada syahwat. Allah telah memberikan perasaan kepada kita agar tertarik dengan syahwat. Lihatlah, Allah sebutkan syahwat kepada ٱلنِّسَآءِ (wanita) untuk yang pertama pada ayat tersebut. Tentu demikian berlaku sebaliknya, wanita kepada laki-laki. Karena kaidah ushul menyatakan “Sesuatu yang berlaku untuk laki-laki, berlaku juga untuk wanita. Kecuali ada dalil yang memisahkan diantara kedua mereka.” Jadi saat Allah katakan, laki-laki suka dengan wanita.. berlaku juga sebaliknya.

 

Sampai sini kita sepakat, bahwa jatuh cinta adalah perasaan yang wajar.

Aku, kamu dan kita semua atas izin Allah akan merasakan rasanya terjangkit virus merah jambu. Kapanpun! Kita bisa terjangkit virus ini dengan teman sekelas, sekampus, sesama rekan kerja, sesama aktivis dakwah. Melihat sepak terjangnya yang luar biasa, kredibilitas yang tak diragukan. Seseorang yang terlihat valuable dan knowledgeable memang menarik hati, bukan? Apalagi jika ditunjang dengan akhlak able, takwa able, alim able. Ibarat sebuah makanan di restoran, paket lengkap..

 

Tapi, tunggu dulu! Untuk menghadapi virus, hamba yang cerdas akan tetap bersiap dengan  resep penawarnya. Virus tetaplah virus, kawan. Virus ini mungkin tidak melumpuhkan fisik, namun dapat melumpuhkan hati, melumpuhkan akal sehat. Hamba yang cerdas, tentu tidak akan rela dirinya terombang-ambing, dipermainkan dengan perasaannya. Kita tidak akan temukan resep penawarnya pada dokter hebat sekalipun, lalu ke mana kita harus pergi? Siapa yang harus kita hubungi?

 

Ketika aku terjangkit virus merah jambu..

Ketika aku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya..

 

Maka pertama kali yang harus dihubungi adalah Allah. Bukan hubungi teman, bukan menghubungi sahabat, bukan langsung menghubungi si dia untuk minta nomor orang tuanya apalagi minta nomor sepatunya… sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Terjangkit virus merah jambu bukanlah masalah yang sepele. Cakupannya sudah bukan mikro, tapi ini makro. Ini menyangkut keluarga besar kita, menyangkut masa depan kita. Menyangkut rumah tangga kita nantinya. Anak kita, cucu kita, cicit kita di masa depan. Maka hubungi Allah ketika jatuh cinta, biarkan Allah yang berikan resep paling ampuh untuk menyelesaikan rumitnya virus merah jambu. Kebanyakan diantara kita, ketika terkena virus ini hanya mengandalkan logika. Hanya mengikuti syahwat semata. Dan akhirnya terjadi fenomena deviasi perihal cinta yang berdampak pada distorsi iman serta degradasi akhlak seorang hamba.

 

Allah berfirman pada surat Al Baqarah ayat 216:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

 

Allah memberikan sebuah closing statement yang begitu luar biasa. Allah yang maha mengetahui baik dan buruknya, sedangkan pengetahuan manusia itu terbatas. Bisa jadi apa yang kita suka itu buruk untuk kita dan apa yang kita tidak suka, kita sama sekali tidak tertarik, namun terdapat kebaikan yang melimpah di dalamnya. Maka itulah, pentingnya menghubungi Allah ketika jatuh cinta. Hubungi Allah ketika terjangkit virus merah jambu. Hubungi Allah untuk meminta penawarnya. Kembali ke Allah agar kita tidak hanyut dalam pasang surutnya ombak syahwat.

 

Jadikanlah momen mencintai adalah sebuah momentum yang akan dikenang selamanya, bukan sebuah tragedi yang harus dilupakan dengan susah payah.. Momen itu sudah halal untuk kita rasakan di atas perjanjian yang sakral. Bukan hanya berjanji mencintainya sehidup semati, tapi juga sehidup sesurga. Bukan lagi perihal dunia serasa milik berdua, melainkan berjuang berdua untuk memiliki kesempatan bersama di dunia dan di akhirat. Hamba yang cerdas tentu akan menjaga dirinya sampai momen itu tiba.. Hamba yang bertakwa tentu akan selalu menghubungi Allah untuk mempertanyakan sosok yang tepat, sosok yang layak diajak berjuang bersama meraih ridho Allah, bukan hanya sekedar menua bersama tak berarah.

 

Sampai di mana hari itu tiba..

Sampai di mana virus itu tidak lagi menjadi virus yang menakutkan..

Cinta itu hadir sebagai hadiah dari dua insan yang berbenah bukan karena ingin mendapatkan jodoh terbaik, tapi tulus bersungguh-sungguh untuk menjadi hamba terbaik.. memberikan pemantasan dirinya dalam rangka mengharap ridho Allah semata..

 

Maka setelah hari itu tiba, setelah cinta yang hadir tak lagi menjadi virus..

Berikanlah sebuah cinta yang berkualitas. Dimana bersamamu suami menjadi lebih berkelas. Lebih berkelas level imannya, ketakwaannya, ibadahnya, pola pikirnya, ketenangannya, birrul walidainnya, semangat menuntut ilmunya. Karena rasa cinta yang berkualitas, yang diberikan oleh istri shalihah. Yang senantiasa menghubungi Allah dalam menghadapi naik turunnya kehidupan. Berikanlah kasih sayang yang berkualitas. Dimana bersamamu istri menjadi lebih berkelas. Lebih berkelas level imannya, takwanya, ibadahnya, sopan santunnya, tutur katanya, kesabarannya, lemah lembutnya. Karena kasih sayang yang berkualitas, yang diberikan oleh suami yang shalih. Yang senantiasa melibatkan Allah dalam perjuangannya di dunia serta perjuangan menuju akhirat.

 

Jadikan cinta yang lahir dari kita adalah cinta yang betul-betul berkualitas..

Cinta yang tidak hanya berlandaskan syahwat tapi juga dibangun diatas iman..

Cinta yang hadir dengan milestone yang sudah Allah tentukan..

Ya, cinta yang benar-benar berkualitas..

Dan cinta yang berkualitas tentu hanya untuk hamba yang berkelas..

 

Hamba yang senantiasa melibatkan Allah disetiap kondisi hati, hamba yang tidak dengan mudah mengikuti rasa syahwat, hamba yang berjuang untuk menstabilkan imannya, mendahulukan akhiratnya dan berusaha mengesampingkan hawa nafsunya. Maka, ketika aku terjangkit virus merah jambu, aku akan melibatkan Allah dalam setiap proses penanganannya, setiap langkah iya atau tidaknya bahkan setiap proses pemulihannya sekalipun. Karena aku hanya ingin merasakan manisnya cinta bersama hamba terbaik, yang selalu melibatkan Allah disetiap tangga kehidupannya. Dan yang terbaik hanya bisa dilalui dengan cara yang baik.

 

Ketika aku terjangkit virus merah jambu, aku akan menghubungi Allah untuk meminta resep penanganan terbaik, karena aku yakin Allah maha mengetahui, Allah maha pembolak-balik hati.

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar