Tiap insan dalam hidupnya di dunia ini, tidak akan luput dari kesedihan yang melanda. Tidak mungkin manusia hidup dimuka bumi hanya merasakan senang semata. Lalu jika kesedihan menghampiri dengan masalah yang bertubi-tubi menghimpit hati, apa yang harus dilakukan jika jiwa tidak lagi mampu menopang beratnya permasalahan hidup?

Sebagai seorang muslim yang beriman, hendaklah kita senantiasa bertakwa kepada Allah. Dan ingatlah akan firman Allah berikut :

 

 

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ

 

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya. (QS. Al Baqarah : 286)

 

       Saat beratnya masalah menghantam hidupmu, hingga lupa dan hilang arah. Tidak lagi berfungsi akal karena bingung untuk menghadapinya. Maka, tidakkah kamu ingat? ayat Al Qur’an yang sering kita dengar. Apakah kamu lupa akan firman Allah dalam kitab-Nya :

 

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيد

Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (QS. Qaff : 16)

 

  Dimana iman? Jika masalah yang terjadi dalam hidup kita, kita melupakan Allah. Berkacalah dalam dirimu, tengok hatimu. Seberapa besar imanmu kepada Allah, seberapa besar keyakinan dan kepercayaanmu pada Allah. Rabb yang memiliki langit dan bumi, Dia adalah raja dan tidak ada yang lain melainkah Allah subhanahu wa ta’ala semata. Lantas, jika Allah lebih dekat dari urat leher kita, apakah Allah ada dimana-mana sehingga ada di dalam tubuh kita?

 

 

Tidak wahai sahabatku coba kita lihat lanjutan ayatnya, Allah berfirman :

 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى  الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang di ucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (mencatat).”  (QS. Qaaf : 16-18)

 

 

Hadirlah malaikat pengawas di sisi kanan dan kiri kita, mencatat segala amal baik dan buruk kita. Lalu, apa hubungannya dengan permasalahan hidup yang kita jalani? Sahabatku yang mulia semoga antunna dalam lindungan Allah. Ketahuilah, sabarnya kita dalam menghadapi masalah dan besarnya takwa dan penyerahan diri kita kepada Allah azza wa jalla. Akan ada malaikat yang mencatat semua itu, mencatat kesabaran kita. Tidakkah kita menginginkan Surga? Apakah surga dapat diraih dengan kesenangan dan tipu daya dunia? Tidak sahabatku, bukankah Allah ingin kita berjuang meraih surga-Nya dengan iman? Lantas, apakah orang-orang yang beriman akan terus hidup di dunia ini tanpa persoalan, tanpa musibah dan hanya ada kesenangan semata? Renungilah firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut yang artinya :

 

 

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan ‘kami telah beriman’ Tanpa diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut : 2-3)

 

 

Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan kepadamu cobaan dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah : 155)

 

 

Allah hadirkan permasalahan dalam hidup kita, tidak lain untuk mengetahui keimanan kita. Mengetahui bagaimana sikap kita menghadapinya, senantiasa untuk tetap sabar dalam takdir yang telah Allah tetapkan. Ataukah menjadi kufur dan melupakan Allah disebabkan masalah yang dihadapi, lebih buruk lagi sampai mengahiri hidup dengan alasan tidak kuat untuk terus melangkah menapaki suramnya kehidupan dunia dan berbagai cercaan manusia yang terus mencederai hati bahkan jiwa, na’udzubillahi min dzalik. Semoga Allah menjaga kita semua dari buruknya akhir kehidupan (kematian). Aamiin.

 

 

Sahabatku yang telah meluangkan waktu untuk membaca sedikit nasihat singkat ini, bijaklah menghadapi permasalahan hidup, hidup di dunia tidak seperti negeri dongeng. Yang selalu menyajikan keindahan dan akhir kehidupan yang baik dan bahagia selalu. Untukmu yang lelah menjalani hidup, yang capek berjuang kesana kemari, yang sudah muak dengan segala celotehan manusia diluar sana. Perbaikilah imanmu, perbaikilah takwamu kepada Allah ingatlah selalu akan dunia yang sementara, ingatlah bahwa dunia ini HINA dihadapan Allah. Untuk apa mengejar dunia yang tidak kunjung habis? Bukankah dunia adalah tempat beramal untuk negeri kita pulang? Kobarkan lagi semangatmu, ingat tujuan hidupmu.

 

 

“Biarlah lelah di dunia yang tidak ada nilainya ini, biarlah isak tangis terus membasahi pipi, biarlah badan remuk dan tertatih-tatih. Jika Ridha Allah yang dicari, sungguh sepadan pengorbanan ini. Jika surga yang Allah beri, sungguh rela walau jiwa dan raga hancur bagaikan buih dilautan.”

 

 

Hadirkan Allah dalam setiap urusan, mintalah pertolongan kepada Allah. Nikmatilah hidup didunia ini dengan iman dan takwa. Sabarlah atas masalah hidup yang terjadi, berimanlah kepada takdir. Semoga Allah beri akhir kehidupan yang baik untuk kita dan semoga Allah mempertemukan kita di surga-Nya, aamiin.

 

 

Zahratus Shalihah

01 Jumadil Akhir 1443 H

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

2 komentar untuk “Permasalahan Hidup Menghimpit Jiwaku”

Tinggalkan Komentar