[BAGIAN 3]
8. Ajarkan anak berdoa dan bertawakal
Awalnya tentu saja kita sebagai orang tua yang memberikan contoh pada anak untuk senantiasa berdoa lalu mengajak dan mengajarkan pada anak cara berdoa yang benar beserta adab- adab dalam berdoa juga waktu- waktu mustajabnya doa. Pahamkan pada anak, untuk setiap usaha yang ia lakukan berikut doa- doa yang ia panjatkan pada Allah, hasilnya yang terbaik tentu nantinya adalah dari keputusan Allah melalui takdir yang Allah izinkan mewujud. Dari segala ikhtiar dan doa yang sangat maksimal, berserah / tawakal pada kehendak Allah dengan keyakinan itulah yang terbaik dari Allah.
Sehingga anak- anak memahami, dikala dikeadaan tersulit, dimasaa yang rumit dan berat yang harus ia jalani, doa dan tawakal menjadi senjata terampuh yang ia miliki untuk tetap bertahan di jalan yang lurus dan benar.
9. Ajarkan anak untuk bersabar
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
( QS. Albaqarah: 153)
Orang tua sebaiknya tidak selalu mengiyakan apa yang anak minta. Sebab kelak pada saat anak dewasa, tidak semua orang mau dan bisa memberikan dan memenuhi apa yang dia mau. Tidak semua doa yang dipintakan pada Allah seketika itu diijabah Allah.
Karenanya, ajarkan untuk bersabar menunggu saat yang tepat. Baik barang atau pun keinginannya untuk bersama kita ketika ada sesautu yang tidak bisa orang tuanya tinggalkan di saat itu juga, contohnya pada saat sedang mandi, BAB atau BAK. Ajarkan antrian, menunggu kapan gilirannya untuk dilayani.
10. Ajarkan anak untuk mengelola emosinya
Penting untuk mengajarkan pada anak mengelola emosinya dimulai pada masa tantrumnya. Mengelola marah yang kita ajarkan pada anak adalah menejemen emosi ala Rasululah shalalahu alahi wasalam.
“Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam perdebatan, perkelahian, ataupun pertempuran. Tapi orang yang kuat adalah orang bisa, sanggup, dan mampu mengendalikan dirinya sendiri ketika dia sedang marah,”
(HR. Bukhari).
11. Melatih anak untuk menemukan solusi dari permasalahannya
Dimulai dari masalah yang sederhana, semisal ada air tumpah kita ajak anak untuk mencari lap kemudian membimbinga anak untuk membersihkan lantai dengan lap yang ada. Ketika mendapati ada buku sobek, kita ajak anak untuk memperbaiki buku tersebut dengan merekatkan kembali menggunakan lakban. Sehingga kemudian anak kelak terbiasa manakala ada masalah bukan hanya terpuruk sedih dengan keadaan yang ia rasakan, namun memilih bangkit dan mencari solusi apa yang paling tepat untuknya menyelesaikan semua permasalahan yang ia hadapi.
12. Ajari anak untuk menolong dirinya sendiri
Mengajarkan kemandirian sungguh harus dimmulai sejak usia dini. Mulai dari hal- hal yang ringan disesuaikan dengan usia anak. Misalkan, melepas celana dan baju sendiri, melipat baju, memasukkan pakaian ke lemari, membereskan tempat tidurnya, menyapu dan membersihkan kamar, mencuci piring minimal piring yang ia pakai sendiri untuk makan, mandi sendiri, makan sendiri, pakai sendal dan sepatu sendri, ke toilet sendiri.
Hal ini membentuk jiwa anak yang tidak mudah menyerah dan bergantung kepada orang lain untuk kebutuhannya sendiri.
13. Latih anak untuk berkomunikasi dengan baik
Anak- anak terlahir dengan ketiktahuannya atas apapun. Orang tua yang kemudian mengajarkan banyak hal dengan cara berbicara/ mengkomunikasikan seluruh informasi yang dibutuhkan anak dengan baik semenjak anak di dalam rahim ibunya. Anak- anak yang terbiasa diajak bicara kala masa janin, akan tumbuh menjadi anak yang kooperatif dan komunikatif, yang tentu saja memudahkan orangtua di dalam memberikan asuhan selama mendidik anaknya.
14. Berikan apresiasi untuk semua hal baik yang berhasil anak lakukan
Apresiasi yang diberikan orang tua tidak harus sesuatu yang berbentuk benda atau barang yang mahal. Ucapan terimakasih dan pujian tulus dari lisan orang tuanya sangat berarti bagi kokohnya perkembangan jiwa anak.
15. Ajarkan anak untuk berbakti pd orangtuanya
“Ridha Allah tergantung ridha kedua orang tuanya dan murka Allah tergantung murka keduanya. (HR. Thabrani).
Anak- anak tidak tahu caranya berbakti sampai kita yang mengajarkan kemudian membiasakannya pada anak. Salah satu kebiasakan yang baik diterapkan pada anak adalah membiasakan anak untuk meminta ridha pada ayah dan bundanya, terlebih saat mereka telah melakukan kesalahan yang membuat sedih hati ayah daan bundanya.
16. Berikan anak kesempatan dan beri keleluasan anak untuk mengekslpor diri dan lingkungannya.
Anak- anak jangan serba di larang ketika ada hal baru yang ingin ia lakukan hanya karena kita khawatir anak akan mendapatkan luka, terjatuh atau cidera. Selagi apa yang ingin anak lakukan masih bisa kita bersamai dan tidak membahayakan maka berikan kesempatan anak melakukannya dengan pengawasan ketat kita. Dan coba bersabar tatkala anak mencoba melakukan sesuatu. Jangan samakan ritme gerak anak yang baru memulai dengan ritme gerak kita orang dewasa yang tentu saja lebih cepat dan luwes dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Biarkan anak membiasakan diri melatih kemampuan yang ia miliki, sehingga anak punya percaya diri kelak manakala ia harus melakukan apapun dengan kemampuannya sendiri.
17. Doakan anak.
Seperti apa kehidupan anak- anak kita kelak, kita tidak pernah tahu bagaimana bentuk dan rupanya. Namun, kita bisa selalu memeluk anak- anak kita dengan doa- doa terbaik demi keberhasilan dan kesuksesannya menaklukkan tantangan hidup yang harus ia jalani di dalam perjalanan sepanjang umur hidupnya. Lantunkan doa- doa terbaik, bisikkan pada Rabb dengan pengharapan penuh, karena hanya Allah yang selalu bisa membersamai anak- anak kita untuk senantiasa menolong, melindungi dan memudahkan anak- anak di segala keadaannya.