[BAGIAN 2]

2. Kenali diri sendiri

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An Nur ayat 26, yang artinya:

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”

Untuk bisa mengetahui,apakah diri kita sudah jadi wanita yang baik atau sebaliknya, hanya bisa diketahui ketika kita mampu mengenali diri sendiri.

1. Bermuhasabah apa yang telah lakukan, apakah selama ini yang dilakukan itu kebaikan atau keburukan. Apakah selama ini yang telah dikerjakan adalah hal- hal yang Allah cintai atau yang Allah murkai. Merenungkan segala sesuatu yang telah dilalui dengan sungguh- sungguh apakah selama ini ada hal- hal yang belum dilakukan padahal itu sesuatu yang Allah perintahkan/ Allah wajibkan.

2. Cari tahu,tipe diri sesungguhnya pribadi yang seperti apa.

Mulai dengan pertanyaan, “Saya ini tipe orang yang seperti apa?

Kemudian mulai mencari tahu pula, kira- kira dengan tipe diri yang seperti saya ini, membutuhkan seorang pendamping yang memiliki sifat atau pembawaan, atau tipe yang seperti apa supaya bisa saling melengkapi satu sama lain.

 

Dengan mengenali diri kita,kita lebih mengetahui apa- apa yang harus kita ubah/perbaiki dan mana- mana dari tingkah kita yang sudah baik harus diistiqomahkan atau bahkan ditingkatkan lagi.

3. Membangun konsep berumah tangga— Visi dan misi

Kehidupan rumah tangga yang tidak didasari tujuan yang jelas akan berlayar layaknya sebuah kapal di Tengah lautan dan terombang ambing tak tentu arah. Maka perlu menentukan konsep berumah tangga kelak seperti apa yang ingin dijalani bersama caalon pasangan dan tentu bersama anak- anak. Dengan menentukan visi dan misi yang ingin diraih dalam rumah tangga, menjadi tolak ukur dalam memutuskan menerima atau menolak seorang yang hadir di masa taaruf. Dengan visi dan misi yang jelas di benak kita, insya Allah rumah tangga lebih mudah dijalani karena kita hidup bersama pasangan yang sevisi misi dengan kita. Sama tujuan dan sama rah yang hendak di raih dari kehidupan berumah tangga.

4. Tentukan kriteria pasangan

Banyak yang merasa takut untuk menentukan kriteria pasangan idamannya hanya karena merasa dirinya belum baik atau merasa tidak panatas untuk menentukan kriteria. Padahal tidak demikian seharusnya. Dengan menentukan kriteria pasangan yang kita butuhkan, ini memudahkan untuk memutuskan untuk menerima atau menolak seseorang. Kriteria ini akan menjadi semacam pegangan yang menjadi acuan dalam memutuskan bersama atau tidak bersama dengan seseorang tersebut.

5. Mengkayakan diri dengan berbagai ilmu dan keterampilan.

Ilmu yang diutamakan tentu saja ilmu agama, terutama mengenai ilmu mejadi istri soelhah itu yang seperti apa menurut syariat Allah. Keterampilan berkomunikasi, mengurus dan merawat diri, mengurus suami, keterampulan mengurus anak, masak, mengatur keuangan, mengurus rumah dan lainnya.

 

Isi waktu dalam penantian dengan hal- hal manfaat dan positif sehingga ketika Allah sampaikan saat bertemu jodoh,paling tidak kita lebih siap dibandingkan dengan yang hanya sibuk menunggu datangnya jodoh dengan hati yang bimbang,gelisah, kesal atau putus asa dengan segala keluhan dan kesedihan.

6. Berdoa

Ketika kita sudah punya niat yang benar, upaya yang maksimal, punya visi dan misi yang sejalan dengan syariat Allah, punya kriteria calon pasangan, maka bawalah semua itu ke Allah dalam doa. Minta kepada Allah untuk diberikan semua hal itu, dimudahkan dan dilancarkan jalannya untuk semua mewujud dan nyata sesuai harapan.

7. Tawakal

Setelah semua ikhtiar dalam mempersiapkan diri menyongsong pernikahan telah dilakukan, maka bertawakal adalah rangkaian terakhir sebagai penutup manis segala yang telah diupayakan. Karena kita memahami, bahwa Allah satu- satunya Dzat yang menentukan mana yang terbaik untuk kita jalani. Apapun nantinya yang Allah izinkan terjadi, semua pasti rancangan terbaik dari takdir yang Allah tuliskan untuk setiap manusia, termasuk diri kita.

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”

Barangsiapa yang benar-benar bertawakkal pada Allah, maka Allah akan mencintainya. Jika Allah telah mencintainya, maka ia akan merasakan kebahagiaan di dunia dan akhirat, insya Allah.

 

Lantas bagaimana dengan semua upaya dan usaha kita mempersiapakan diri menjelang pernikahan jika ternyata belum kunjung terlihat?

 

Yakinlah, tidak ada yang sia- sia atas kebaikan yang dilakukan selama mempersiapkan diri menuju pernikahan. Sebab, bukankah dari awal semua sudah diniatkan untuk meraih ridha Allah?

Insya Allah setiap detik waktu dalam penatian yang dipenuhi upaya- uapoaya perbaikan diri karena Allah menjadi pahala yang terus mengalir menjadi tabungan akhirat. Semua bukan bertumpu pada bertemu atau tidaknya jodoh itu di dunia, namun bertitik berat pada bagaimana kita melalui waktu demi waktu dalam mempersiapkan diri sepanjang waktu yang diberikan Allah demi menyongsong ibadah terpanjang itu hadir.

 

Jikapun tak bersanding di dunia di atas pelaminan, maka seluruh waktu dalam penantian itu insya Allah adalah waktu yang dipenuhi dengan ridha Allah. Kelak insya Allah di akhirat Allah akan memberikan jodoh seorang laki- laki shaleh terbaik  pilihan-Nya di dalam surga-Nya.

Ingatlah, tak ada kebaikan yang sia- sia di sisi Allah.

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”

Shalihat fillah, tetap semangat menjadikan dirimu layak meraih keridhaan Allah dengan selalu semangat mempersiapkan diri menanti saatnya pernikahan itu tiba..

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar