Lambat laun semua memberikan kabar bahagianya. Aku masih asik saja dengan dunia pendidikan yang aku tempuh.
Hingga kusadari langkah yang kuambil ternyata salah.

 

Diusiaku yang melebihi kepala dua. Aku baru sadar, aku seorang wanita yang umurnya rentan dikatakan akan menjadi ” perawan tua ” jika tak segera memiliki pasangan.

 

Belum lagi omongan orang terdekat yang selalu melukis harapan untukku realisasikan. Dan syariatpun ternyata melarang untuk aku menunda-nunda pernikahan demi alasan pendidikan.

 

Hingga kutemukan ia yang Allah mampukan merobohkan tembok gengsiku, bahwa “Aku Tak Terbesit Untuk Menikah ”

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah , maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400).

 

Wallahu a’lam

 

Faidah Q n A MMS

Ustadz Ali Musri Semjan Putra, M. A hafidzahullah

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar