Di zaman ini mudah kita temui kalimat-kalimat ajakan untuk mencintai diri sendiri, ‘Self love’ katanya. Alih-alih mencintai diri sendiri ia pun terhanyut dengan keegoisannya, tidak lagi ada semangat memberi kebaikan kepada saudarinya. Sibuk terlalaikan dengan urusannya sehingga tak jarang ditemui saudarinya berbuat yang tidak Allah ridai. Pernah terdengar kabar si A yang terlilit hutang? atau si B yang mengakhiri hidupnya dengan cara yang tak patut?! Na’udzubillah…

 

Lalu, bagaimana sebenarnya Islam mengajarkan bermuamalah kepada sesama?

“Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Suatu hari Rasulullah memerintahkan kepada kami untuk bershadaqah, dan saat itu saya memiliki harta. Saya pun bergumam, ‘Hari ini saya akan mengalahkan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, saya akan sedekahkan separuh hartaku.’
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu wahai Umar?’  Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab, ‘Separuhnya lagi.’
Ternyata datanglah Abu Bakar membawa semua hartanya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Lalu apa yang engkau sisakan untuk keluargamu.’ Maka Abu Bakar menjawab, ‘Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.’” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi dengan sanad hasan. Lihat Tahqiq Misykah: 6021)

 

Maasyaallah! Lihatlah bagaimana para salaf saleh mendahulukan kepentingan orang lain dibanding dirinya sendiri. Inilah suri tauladan bagi kita saat ini. Namun tentunya mendahulukan orang lain dalam perkara ibadah adalah perkara yang DIBENCI, karena masing-masing orang diperintahkan untuk mengagungkan Allah Ta’ala.

Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut.

 

©️ 2023 muslimah.or.id
Sumber: https://muslimah.or.id/811-itsar.html

 

Selasa, 06 Safar 1445 H/ 23 Agustus 2023 M

berbagi ilmu

Silahkan bagikan ilmu ini pada yang lain!

Tinggalkan Komentar